Pria bernama Ziyed Ben Belgacem ditembak mati tentara Prancis setelah berusaha merebut sebuah senjata dari seorang wanita anggota angkatan udara di bandara Orly pada Sabtu 18 Maret 2017.
Lebih dari 230 orang tewas di Prancis sejak dua tahun terakhir di tangan militan grup ekstremis Islamic State (ISIS). Serangan ini termasuk aksi teror dan pengeboman di Paris pada November 2015 yang menewaskan 130 orang.
Menjelang pilpres Prancis pada April dan Mei mendatang, seperti dikutip AFP, serangan terbaru di Orly menjadi keamanan sebagai topik nomor satu dalam debat.
Belgacem, yang keluar masuk penjara atas berbagai kejahatan, merupakan orang yang diawasi otoritas setempat. Ia disebut-sebut menjadi radikal setelah mendekam di penjara selama beberapa tahun atas kejahatan narkotika.
Dia telah menjalani wajib lapor ke polisi atas pembebasan bersyarat dalam kasus pencurian. Belgacem dicegah pemerintah untuk meninggalkan Prancis.
Beberapa jam sebelum ditembak mati, Belgacem menembak seorang polisi dengan senapan angin di Paris dan melarikan diri.
Ia kemudian memasuki sebuah bar di Vitry-sur-Seine dan menembakkan senapan anginnya tanpa mengenai siapapun. Belgacem juga mencuri sebuah mobil sebelum akhirnya muncul di bandara Orly.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News