Tes rudal pada Minggu seharusnya terlarang di bawah perjanjian senjata yang sekarang sudah tidak berlaku.
Pentagon mengkonfirmasikan bahwa pihaknya menguji versi peluncuran rudal jelajah Angkatan Laut Tomahawk yang dimodifikasi, yang mencapai target lebih dari 499 km jauhnya.
Tes ini menyusul mundurnya Washington dan Moskow dari Perjanjian Nuklir Tingkat Menengah (INF) 1987, yang melarang penggunaan senjata semacam itu.
Presiden Rusia berbicara setelah pembicaraan dengan pemimpin Finlandia Sauli Niinisto pada Rabu. Putin berpendapat bahwa uji coba secepat itu menunjukkan bahwa Amerika sudah mulai mengerjakan rudal jauh sebelum menyatakan niatnya untuk meninggalkan pakta.
Pemimpin Rusia itu berkata tes tersebut mengisyaratkan "munculnya ancaman baru, yang akan kami tindak lanjuti".
"Amerika telah menguji rudal ini terlalu cepat setelah menarik diri dari perjanjian," kata Putin.
"Itu memberi kita alasan kuat untuk percaya bahwa mereka telah mulai bekerja mengadaptasi rudal yang diluncurkan laut jauh sebelum mereka mulai mencari alasan buat memilih keluar dari perjanjian," tudingnya, disiarkan dari Sky News, Kamis, 22 Agustus 2019.
AS mengatakan pihaknya menarik diri dari perjanjian itu menyusul pelanggaran Rusia, yang dibantah Moskow.
Putin menyebutkan negaranya akan bekerja membuat rudal yang sama, tetapi menegaskan kembali bahwa ia tidak akan mengerahkan rudal yang sebelumnya dilarang oleh perjanjian ke wilayah mana pun sebelum AS melakukannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News