Oleg Sokolov, 63, diketahui berada dalam kondisi mabuk sehingga jatuh ke sungai saat berusaha membuang potongan tubuh manusia. Polisi kemudian menemukan jasad wanita bernama Anastasia Yeshchenko di rumah Sokolov di St Petersburg.
Sokolov, seorang ahli sejarah dan pakar sepak terjang Napoleon Bonaparte, mengaku telah membunuh Yeshchenko yang merupakan kekasihnya sendiri.
"Dia telah mengaku bersalah," ucap pengacara Sokolov, Alexander Pochuyev, kepada kantor berita AFP. Pochuyev mengatakan kliennya menyesal telah melakukan pembunuhan, dan mengaku siap untuk bersikap kooperatif.
Kepada polisi, Sokolov mengaku membunuh Yeshchenko usai terlibat adu mulut. Ia telah memotong bagian kepala, tangan dan kaki korban.
Rencana awal Sokolov adalah membuang semua potongan tubuh, kemudian bunuh diri dengan mengenakan pakaian Napoleon. Pochuyev mengatakan kliennya mungkin tidak berniat membunuh di awal, namun melakukannya karena berada di bawah tekanan.
Sebagai tokoh ternama di dunia akademisi, Sokolov pernah mendapatkan penghargaan Légion d'Honneur dari Pemerintah Prancis.
Sementara Yeshchenko adalah wanita yang pindah dari Krasnodar ke St Petersburg untuk menempuh pendidikan S2.
"Dia adalah mahasiswi ideal yang tidak terlalu banyak berbicara," kata seorang rekan Yeshchenko kepada media Ria Novosti. "Semua orang tahu tentang hubungan mereka," lanjut dia, merujuk pada jalinan asmara korban dengan Sokolov.
Bersama Sokolov, Yeshchenko yang mempelajari sejarah Prancis telah menulis sejumlah karya akademik. Keduanya diketahui sering mengenakan kostum tokoh bersejarah, terutama Sokolov yang sangat menyukai Napoleon.
Media Rusia melaporkan bahwa ibu korban adalah seorang letnan kolonel polisi dan ayahnya guru olahraga. Korban memiliki seorang adik laki-laki yang pernah bermain sebagai kiper di tim sepak bola nasional junior Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News