Dikutip dari BBC, relokasi jenazah Franco memenuhi salah satu tekad pemerintahan sosialis Spanyol, yang menegaskan bahwa seorang diktator tidak seharusnya diagung-agungkan dan dianggap seperti pahlawan.
Keluarga Franco berusaha menentang upaya pemindahan, namun berakhir gagal. Franco adalah seorang diktator yang pernah berkuasa di Spanyol selama hampir empat dekade.
Setelah sisa-sisa jenazah Franco dikeluarkan dari makamnya dalam sebuah seremoni privat, para anggota keluarganya mengangkut peti mati dari Valley of the Fallen, sebuah monumen nasional yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Madrid.
Sisa-sisa jenazah Franco kemudian dinaikkan ke helikopter, dan dibawa ke sebuah tempat pemakaman keluarga di Madrid. Franco dikuburkan ulang di samping makam istrinya.
Dalam sebuah pidato di televisi, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan bahwa pemindahan jenazah Franco adalah langkah menuju rekonsiliasi.
"Spanyol modern adalah produk dari pemberian maaf," ujar Sanchez, merujuk pada masyarakat Spanyol yang sudah memaafkan Franco, namun tidak bisa melupakan kejahatannya di masa lalu.
Hanya ada sedikit orang yang boleh menghadiri acara pemindahan jenazah Franco. Mereka termasuk menteri kehakiman, seorang pakar forensik, seorang pendeta dan 22 keturunan Franco. Media juga tidak boleh masuk ke area makam, namun ada lebih dari 200 jurnalis berada di sekitar area.
Sebuah alat berat mengangkat batu besar berbobot 1.500 kilogram yang menutup peti mati Franco. Secara total, biaya pemindahan jenazah Franco menghabiskan dana sekitar USD70 ribu atau hampir Rp1 miliar.
Valley of the Fallen adalah monumen nasional Spanyol yang menjadi tempat pemakaman 30 ribu orang dari kedua kubu dalam Perang Sipil Spanyol era 1936-39. Pasukan Nasionalis Franco mengalahkan kubu pemerintah Republik dalam perang tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id