Hal itu diungkapkan dalam pidato perdananya di kota Lyon sebagai calon presiden dari partai En Marche.
Macron juga berjanji memperbesar anggaran pertahanan. Mantan menteri ekonomi Partai Sosialis itu mendirikan En Marche tahun lalu.
Jajak pendapat menunjukkan dia mungkin bersaing sengit dengan calon sayap kanan Marine Le Pen dari Front Nasional (FN), yang akan menyampaikan pidato utamanya pada Minggu 5 Januari, di babak kedua pemungutan suara pemilu pendahuluan.
Pihak FN memulai kampanye selama dua hari, termasuk di Lyon, guna mempromosikan janji mengembalikan kedaulatan Prancis atas anggaran, perbatasan, keuangan, dan hukum negara.
Namun, partai itu memutuskan tidak membahas janji terdahulu terkait penerapan kembali hukuman mati.
Rakyat Prancis akan memilih presiden pada 23 April mendatang, dalam salah satu pilpres paling terbuka dalam beberapa dekade terakhir. Presiden petahana Sosialis, Francois Hollande, memutuskan tidak mencalonkan diri karena rendahnya tingkat kepuasan publik.
Kandidat dari oposisi konservatif Partai Republik, Francois Fillon, dianggap unggul dalam beberapa survei. Tapi belakangan berbagai tuduhan menerpa Fillon, termasuk terkait pembayaran sejumlah uang kepada istrinya untuk jabatan fiktif di parlemen.
Sementara itu Macron berusaha menggambarkan dirinya sebagai sosok pemersatu di Prancis.
"Saya tidak akan berkata bahwa kubu kiri atau kanan tidak berguna, tetapi apakah Anda tidak merasa bahwa dua kubu ini bukan rintangan?" dia bertanya ke hadapan sekitar 8.000 orang.
"Saya ingin mendamaikan dua Prancis yang telah tumbuh terpisah terlalu lama," lanjut dia.
"Saya ingin pertahanan Eropa yang kokoh, kemitraan antara Prancis dan Jerman," bubuh Macron, seperti dilansir BBC, Minggu (5/2/2017).

Kampanye Macron dihadiri 8.000 orang. (Foto: Arnold Jerocki)
Tidak Ada Tembok
Dalam pidatonya, dia sempat mengkritik kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait wacana pembangunan tembok pembatas dengan Meksiko. Ia menyamakannya dengan benteng Prancis yang gagal menghentikan diktator Jerman Adolf Hitler pada 1940.
"Saya tidak mau membangun dinding. Saya bisa meyakinkan Anda tidak ada dinding dalam program saya. Bisakah Anda ingat Garis Maginot?"
Odile Ducloux, pensiunan guru 63 tahun, mengatakan kepada kantor berita AFP, bahwa dia hadir dalam kampanye En Marche.
"Saya gunakan suara saya untuk memilih Sosialis, tapi suami saya sudah berkata selama bertahun-tahun bahwa kita harus mengatasi keterpisahan kiri-kanan dan berkat Emmanuel Macron, saya yakin itu bisa," katanya.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa Macron atau Fillon akan menduduki urutan kedua di babak pertama di belakang Le Pen.
.jpg)
Marine Le Pen. (Foto: AFP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News