medcom.id, Jakarta: Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend mengungkapkan bahwa Uni Eropa mendukung konektivitas yang terjadi segera setelah presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilantik tahun depan.
"Kami support segala konektivitas pembangunan yang akan dibentuk nanti. Kami pun menginginkan pembangunan infrastruktur yang baik," ucap Guerend di acara diskusi yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Hotel Intercontinental, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Guerend mengungkapkan bahwa Uni Eropa sangat terbuka dengan kerja sama ekonomi yang transparan dua arah antara AS dan Uni Eropa.
"Terus memantau implementasi yang ada. Kerja sama harus terjalin baik dan sejalan agar semuanya berjalan lancar," ucapnya.
Pasca terpilihnya Trump menjadi presiden AS, para menteri luar negeri Uni Eropa pun menggelar rapat bersama untuk membicakan nasib kerja sama antara Uni Eropa dan AS.
Selama kampanye, Trump mengungkapkan ia akan membuat jaminan keamanan AS untuk Uni Eropa yang bersyarat. Selain itu, Trump juga mengecam perjanjian Paris dan kesepakatan membatasi program nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Slovakia pun menganggap pertahanan dan keamanan Uni Eropa bisa menjadi lebih relevan di masa mendatang.
Namun, ada tanda perpecahan yang cukup jelas dari blok tersebut. Pasalnya, dalam pertemuan bahasan ini, Prancis dan Hungaria tak hadir.
Padahal, Prancis adalah salah satu negara yang cukup diperhitungkan di blok Uni Eropa. Sementara, Hungaria terang-terangan menolak hadir dalam pertemuan pascaterpilihnya Trump tersebut.
Hungaria bersama Polandia juga mengkritik Uni Eropa secara keras untuk masuknya para pengungsi tahun lalu. Dua negara ini juga mengungkapkan bahwa Uni Eropa terlalu memusatkan kekuasaan di Brussels dengan mengorbankan individu-individu dari negara anggota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News