Letusan serupa pada Juli menewaskan seorang pendaki Italia dan membuat turis melarikan diri ke laut. Menyusul ledakan terbaru, yang terjadi sesaat setelah tengah hari pada Rabu, muncul beberapa kebakaran kecil yang dilaporkan, tetapi belum ada laporan tentang korban cedera.
Tayangan gambar di media sosial menunjukkan awan besar memenuhi langit. Helikopter dikerahkan buat menumpahkan air ke api yang tersisa dari lelehan lava.
Turis Inggris telah menggambarkan kesaksian tentang letusan itu. Nicole Bremner, asal London, mengunjungi pulau itu setelah menghabiskan enam pekan berlayar di sekitar Laut Mediterania, dan mengatakan dia melihat letusan ringan sebelum ledakan besar.
"Kami telah berlabuh dari Stromboli tadi malam setelah menyaksikan letusan selama beberapa jam. Kami kembali pagi ini dan menonton letusan lain, lalu pergi ke pulau kecil di dekatnya," kata Bremner.
"Kami baru saja menurunkan sauh dan hendak berenang ketika pasangan saya melihat asap yang lebih besar dari biasanya. Kami kemudian kembali untuk melihat apakah kami dapat membantu evakuasi," cetusnya, dilansir dari Sky News, Kamis, 29 Agustus 2019.
"Kami telah berbicara dengan penjaga pantai dan mereka tidak menggerakkan kami dan memungkinkan kami untuk terus berlayar tetapi meminta kami untuk berlayar lebih dekat ke pantai karena sejumlah pesawat menjatuhkan air,” Bremner menambahkan.
Lembaga Nasional Geofisika dan Vulkanologi Italia mengatakan ledakan vulkanik yang kuat setelah tengah hari Rabu mengirim lava menyala bergulir menuruni lereng gunung berapi ke tepi laut.
Warga mengatakan penjaga pantai mengatakan kepada mereka bahwa tidak ada risiko tsunami. Seorang saksi berkata, "Penduduk setempat tampak lega. Mereka mengatakan itu tidak bisa dihindari setelah ledakan 3 Juli."
Presiden wilayah Sisilia, Nello Musumeci, mengatakan dok kapal pribadi di pulau itu telah ditangguhkan selama beberapa jam pada Rabu sebagai tindakan pencegahan.
"Untungnya tidak ada kerusakan pada orang dan properti," kata Musumeci di Facebook.
Stromboli merupakan salah satu gunung berapi aktif tertinggi di dunia dan telah meletus selama sekitar 2.000 tahun. Namun, sebagian besar berupa ledakan ringan, yang biasanya tidak berbahaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News