Sementara untuk kampanye pilpres Rusia, rencananya digelar mulai Senin mendatang.
"Menurut kalkulasi kami sedikitnya sudah ada 23 orang yang berkeinginan maju dalam pilpres," ujar Ella Pamfilova, kepala Komite Pemilihan Pusat Rusia, seperti dilaporkan Interfax.
Khusus bagi jalur independen, seorang kandidat harus mengumpukan 300 ribu tanda tangan dukungan sebelum dapat diizinkan berpartisipasi.
Pemimpin oposisi Alexei Navalny, yang sejak setahun terakhir mengumpulkan dukungan untuk menjadi presiden, dilarang ikut pilpres karena terjerat kasus kriminal. Ia menyebut kasusnya ini bermuatan politik.
"Pemilu akhirnya diumumkan. Semua kandidat seharusnya boleh berpartisipasi. Jika tidak, kami tidak akan mengakuinya dan akan menggelar boikot," ujar Navalny di Twitter.
Salah satu dari kandidat yang mengumumkan akan berpartisipasi adalah Ksenia Sobchak, sosialita yang berubah menjadi jurnalis oposisi. Sejumlah pihak menduga Sobchak hanyalah kandidat yang dipilih Kremlin agar suara oposisi terpecah.
Dalam konferensi pers akhir tahunnya pada Kamis kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku menginginkan adanya kompetisi politik. Namun dirinya tidak melihat ada lawan sepadan dalam pilpres mendatang.
"Apakah saya juga harus membuat oposisi sendiri?" tanya dia.
Tanggal 18 Maret tahun depan akan menandai empat tahun sejak Putin menandatangani perjanjian yang mendeklarasikan Krimea sebagai bagian dari Rusia, usai menganeksasinya dari Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News