Boris Johnson bertemu Benjamin Netanyahu di London ketika Perdana Menteri Israel itu melanjutkan kampanyenya mendesak para pemimpin Eropa meninggalkan perjanjian nuklir Iran dan menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran.
Netanyahu juga mengakui bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump mungkin bertemu Presiden Iran di PBB bulan ini. Tetapi mengatakan Amerika harus menjaga tekanan ekonomi bahkan jika ada perundingan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Saya tidak bisa memberi tahu Anda kapan atau apakah pembicaraan akan berlangsung antara Presiden Trump dan Rouhani," kata Netanyahu kepada wartawan di London.
"Hari ini saya pikir yang dibutuhkan adalah lebih banyak tekanan dan pengaruh yang akan datang dari tekanan pada rezim di Iran," sambungnya, disiarkan dari Telegraph, Jumat 6 September 2019.
Pertemuan Netanyahu-Johnson dilakukan ketika Iran mengatakan akan mengumumkan tahap ketiga pelanggaran kesepakatan nuklir pada Sabtu ini. Pelanggaran baru kemungkinan termasuk membawa sentrifugal nuklir baru daring dan memperluas penelitian atom.
Iran secara bertahap meningkatkan pelanggarannya terhadap perjanjian nuklir dalam upaya menekan negara-negara Eropa mencari jalan keluar dari sanksi AS dan memberikan bantuan kepada ekonomi Iran yang sedang lesu.
Para pejabat Israel mengatakan mereka terdorong oleh pertemuan dengan Johnson, yang menyuarakan dukungan bagi hak Israel membela diri melawan Hizbullah, kelompok militan Lebanon didukung Iran.
Tetapi tampaknya tidak ada perubahan dalam posisi Inggris dan juru bicara Downing Street mengindikasikan bahwa Johnson akan melanjutkan kebijakan berpihak Theresa May dengan Perancis dan Jerman dalam mendukung perjanjian nuklir, meskipun ada tekanan AS dan Israel.
"Kedua Perdana Menteri sepakat tentang perlunya mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir dan menghentikan perilaku Iran yang semakin tidak stabil. Johnson menekankan perlunya dialog dan solusi diplomatik," kata jubir itu.
Emmanuel Macron, presiden Prancis, telah bekerja pada inisiatif untuk mendorong Iran kembali mematuhi perjanjian nuklir dengan imbalan garis kredit bank sebesar USD15 miliar (senilai Rp211 triliun). Macron juga ingin merancang pertemuan antara Trump dan Hassan Rouhani, presiden Iran, selama KTT Majelis Umum PBB bulan ini.
Trump mengatakan pekan ini bahwa ia terbuka untuk pertemuan semacam itu, yang akan menjadi pertemuan tatap muka pertama antara para pemimpin AS dan Iran sejak revolusi Islam 1979 Iran. "Apa pun mungkin. Mereka dapat menyelesaikan masalah mereka," kata Trump.
Iran sejauh ini secara terbuka menolak gagasan pembicaraan sampai AS mencabut sanksi. Tetapi komentar Netanyahu menunjukkan Israel, musuh bebuyutan Iran, menganggap serius kemungkinan pertemuan.
"Saya tidak mengesampingkannya dan saya tentu tidak memutuskan untuk presiden AS kapan harus bertemu dan dengan siapa harus bertemu," kata Netanyahu.
Uni Eropa mendesak Iran tidak melanjutkan pelanggaran rencana nuklirnya. "Kami mendesak Iran untuk membalikkan langkah-langkah ini dan menahan diri dari langkah-langkah lebih lanjut yang merusak perjanjian nuklir," katanya.
Selama pertemuan Downing Street, Johnson singkat menyebutkan dukungan berkelanjutan Inggris untuk solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina, kebijakan yang ditolak Israel dan pemerintahan Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News