Lewat perolehan suara "tidak" sebanyak 61 persen, Yunani resmi menolak bailout dari para kreditur internasional.
"Setelah adanya pengumuman hasil referendum, saya menyadari adanya preferensi tertentu dari peserta Eurogroup, dan 'rekan' lainnya atas 'ketidakhadiran' saya dalam serangkaian pertemuan," tutur Varoufakis, yang kerap berselisih dengan kreditor dalam beberapa bulan terakhir.
"Itu adalah ide Perdana Menteri agar dapat membantu mencapai sebuah kesepakatan. Atas alasan ininya, saya meninggalkan Kementerian Keuangan hari ini," ucap dia dalam akun Twitter, seperti dilansir AFP, Senin (6/7/2015).
Varoufakis mengingatkan hasil referendum ini "keluar dengan disertai price tag yang besar, seperti semua perjuangan meraih hak demokrasi."
Untuk menyelamatkan Yunani, Varoufakis berpendapat pemerintah harus "merestrukturisasi utang, kurangi penghematan, distribusi kepada yang membutuhkan dan reformasi sesungguhnya.
Sejak ditunjuk pada Januari lalu, Varoufakis menggegerkan Eurogroup karena menolak patuh terhadap keinginan grup tersebut.
Seperti dilansir BBC, partai Syriza Yunani telah berkampanye untuk mengatakan "Tidak", serta menegaskan jika istilah bailout merupakan hal yang memalukan. Sementara lawan mereka telah memperingatkan bahwa hal ini bisa membuat Yunani dikeluarkan dari zona euro.
Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengatakan pada Minggu bahwa Yunani akan mencoba solidaritas dan demokrasi Eropa. "Sampai besok, Yunani akan kembali ke meja perundingan dan prioritas utama kami adalah untuk mengembalikan stabilitas keuangan negara," katanya dalam pidatonya di televisi.
"Kali ini, utang akan berada di meja perundingan," tambahnya, mengatakan bahwa penilaian Dana Moneter Internasional yang diterbitkan pekan ini menegaskan pandangan Yunani memerlukan restrukturisasi utang. Namun demikian, beberapa pejabat Eropa mengatakan bahwa opsi "Tidak" akan dilihat sebagai penolakan langsung dari pembicaraan dengan kreditur.
Jeroen Dijsselbloem, yang mengepalai kelompok zona euro dari menteri keuangan, mengatakan hasil referendum itu "sangat disesalkan bagi masa depan Yunani". Sedangkan Wakil Kanselir Jerman Sigmar Gabriel, mengatakan perundingan baru dengan Yunani adalah suatu hal yang sulit untuk dibayangkan. Tsipras dan pemerintahnya membuat negara itu menyusuri jalan yang pahit dan penuh dengan keputusasaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News