Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang bergabung dalam diskusi di Wina, Austria, Selasa (30/6/2015), mengatakan perjanjian nuklir Iran yang sudah didiskusikan selama hampir dua tahun "sudah di depan mata."
"Dialog berlanjut ke arah positif. Ada beberapa pertanyaan, namun sebagian besar mengenai isu prosedural, bukan teknis," ucap Lavrov kepada saluran televisi Rusia, seperti dilansiir AFP.
"Kami semua meyakini hasil dialog ini sudah di depan mata," sambungnya.
Sementara di Amerika Serikat, Presiden Barack Obama menegaskan tidak akan ragu "keluar" dari dialog jika kondisi perjanjian nuklir tidak sesuai harapan.
Obama mengatakan Iran harus mau menerima "mekanisme verifikasi yang kuat" untuk menyepakati perjanjian, yang bertujuan mencegah Iran membuat senjata nuklir.
Sebagai gantinya, jika Iran menyetujui perjanjian ini, sejumlah sanksi yang dijatuhkan akan diringankan atau dicabut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News