Misil ini, yang merupakan jenis rudal balistik hipersonik jarak menengah, pertama kali digunakan dalam serangan terhadap fasilitas Pivdenmash di kota Dnipro, Ukraina.
Penggunaan misil ini menjadi perhatian dunia karena kecepatan dan kemampuan hulu ledaknya yang sempat diduga sebagai misil antarbenua (ICBM).
Spesifikasi Oreshnik
Oreshnik adalah misil balistik hipersonik berbasis pada desain RS-26 Rubezh. Menurut Pentagon, misil ini masih bersifat eksperimental dan Rusia kemungkinan hanya memiliki beberapa unit. Misil ini dapat dipersenjatai dengan hulu ledak konvensional maupun nuklir, tergantung modifikasinya.Oreshnik, atau dikenal dengan nama 9M729 Oreshnik, adalah rudal balistik hipersonik yang memiliki kemampuan mencapai kecepatan Mach 10, atau sekitar 12.300 km/jam.
Misil ini menggunakan MIRV (Multiple Independently Targetable Reentry Vehicle), yang memungkinkan hulu ledak untuk menyerang beberapa target sekaligus setelah memasuki atmosfer.
Hal ini membuat Oreshnik menjadi salah satu misil yang sangat sulit untuk dicegat, bahkan oleh sistem pertahanan udara canggih sekalipun.
Misil ini dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir atau konvensional. Kecepatannya yang tinggi dan kemampuan membawa beberapa hulu ledak sekaligus membedakan Oreshnik dari misil lainnya, serta membuatnya sulit terdeteksi oleh pertahanan udara Ukraina.
Latar Belakang Penggunaan Oreshnik
Penggunaan Oreshnik oleh Rusia muncul sebagai respons terhadap serangan Ukraina ke wilayah Rusia dengan senjata canggih dari Barat, termasuk ATACMS dan Storm Shadow. Putin mengatakan serangan ini adalah balasan atas eskalasi besar Ukraina.Ukraina sendiri awalnya mengklaim bahwa serangan terhadap Pivdenmash dilakukan dengan menggunakan rudal balistik antarbenua (ICBM), karena kecepatan dan lintasannya menyerupai ICBM.
Namun, kemudian terkonfirmasi bahwa yang digunakan adalah Oreshnik. Serangan ini telah memicu peningkatan ketegangan dalam perang, dengan pihak Ukraina menyebutnya sebagai "eskalasi yang jelas dan parah".
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, bahkan menyerukan kecaman internasional yang kuat terhadap tindakan Rusia ini.
Reaksi Dunia dan Tantangan Penggunaan Oreshnik
Misil Oreshnik didasarkan pada desain RS-26 Rubezh, yang menimbulkan kekhawatiran terkait pertahanan udara Eropa. Beberapa negara NATO merasa perlu meningkatkan pertahanan terhadap ancaman balistik ini.Reaksi terhadap penggunaan Oreshnik beragam. Ukraina dan negara-negara Barat mengecam tindakan ini sebagai langkah yang membahayakan dan memicu eskalasi.
Analis militer mencatat bahwa Rusia memberikan sinyal kemungkinan penggunaan hulu ledak nuklir jika situasi memanas.
Beberapa pejabat AS menyebut misil ini masih dalam tahap eksperimental dan hanya ada beberapa unit. Namun, kemampuan Oreshnik membawa beberapa hulu ledak sekaligus membuatnya sulit dicegat.
NATO memperingatkan Rusia bahwa penggunaan Oreshnik tidak akan mengubah dukungan mereka terhadap Ukraina, dan menganggap tindakan ini sebagai bentuk intimidasi.
Apakah Oreshnik Akan Mengubah Arah Perang?
Beberapa analis menyatakan bahwa Oreshnik digunakan lebih sebagai pesan untuk menunjukkan kekuatan Rusia daripada sebagai alat yang mengubah jalannya perang. Penggunaan ini terkait dengan dinamika politik internasional dan keterlibatan senjata Barat.Penggunaan Oreshnik telah membawa perhatian dunia kepada bahaya eskalasi lebih lanjut dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. Meskipun ancaman misil ini signifikan, masih belum jelas apakah senjata ini akan memiliki dampak yang menentukan dalam jalannya perang.
Yang pasti, penggunaan Oreshnik menunjukkan bahwa konflik ini belum akan berakhir dalam waktu dekat, dan dunia harus terus memantau perkembangan lebih lanjut dengan cermat.
Baca Juga:
Putin Tegaskan Rudal Balistik Hipersonik Eksperimental yang Ditembakkan ke Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id