Jaksa menuduh Sofien Ayari, 24, ikut "partisipasi dalam kegiatan organisasi teroris" terkait aksi 22 Maret 2016, yakni pengeboman Bandara Brussels di Zaventem dan stasiun metro Maalbeek di Brussels. Tiga puluh dua korban dan tiga pelaku tewas dalam serangan tersebut.
Polisi menangkap Ayari pada 18 Maret 2016. Ia bersembunyi bersama Salah Abdeslam, satu-satunya tersangka serangan Paris 2015 yang masih hidup. Kedua pria itu dijatuhi hukuman 20 tahun penjara pada April karena terlibat dalam bentrokan senjata melawan polisi di Belgia.
Belgia telah menuntut 10 orang terkait serangan 2016, termasuk Mohamed Abrini, yang dikenali dari topi hitam dalam rekaman kamera CCTV.
Ayari tiba di Brussels pada musim panas 2015, setelah berlayar melintasi Laut Mediterania dari Tunisia. Jaksa mengatakan dia bergabung dengan jaringan teror yang mencakup sembilan panti dan dua toko pembuat bom di Brussels.
"Investigasi berjalan dengan baik," ujar Eric Van der Sijpt, juru bicara Kantor Penuntut Federal, seperti dilaporkan New York Times dan disitir dari UPI, Sabtu 2 Juni 2018.
"Kami butuh waktu dua tahun untuk menyatukan semua potongan dan petunjuk berbeda, dan kami memutuskan telah memiliki cukup bukti untuk mendakwanya terkait serangan Brussels," lanjut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News