Presiden Emmanuel Macron akan mendampingi Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud mulai Senin 9 April besok, dalam kunjungan resmi kerajaan yang berlangsung selama dua hari.
Keduanya akan fokus membicarakan hubungan bilateral dalam hal ikatan budaya dan investasi serta perang di Yaman, yang disebut-sebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Kedatangan sang putra mahkota ke Prancis menyusul kunjungan sebelumnya ke Amerika Serikat, Inggris dan Mesir. Di ketiga negara itu, ia membicarakan perjanjian bernilai jutaan dolar, mulai dari sektor pertahanan hingga hiburan.
Sekitar 14 nota kesepahaman di bidang energi, pertanian, pariwisata, dan budaya akan ditandatangani antara pemerintah Prancis dan Arab Saudi. Kabar disampaikan sumber yang dekat dengan delegasi putra mahkota kepada AFP.
Sebuah kesepakatan kerja sama untuk mengembangkan Al Ula, kota Arab Saudi yang kaya dengan peninggalan arkeologi, juga juga akan menjadi sorotan utama dalam kunjungan ini.
Selain bertemu presiden, perdana menteri, dan pejabat perdagangan Prancis, pewaris tahta Arab Saudi juga mempertimbangkan kunjungan ke kampus teknologi startup di Paris, Stasiun F. Pangeran Mohammed juga akan menghadiri sebuah konser di selatan Aix-en-Provence.
"Ini bukan kunjungan kenegaraan tradisional," kata sumber lain yang dekat dengan delegasi itu kepada AFP.
"Ini adalah tentang menjalin kemitraan baru dengan Prancis, bukan hanya berbelanja untuk penawaran," cetusnya.
Kantor kepresidenan Macron mengatakan kunjungan Pangeran Mohammed juga akan fokus pada investasi dalam ekonomi digital serta energi terbarukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News