Komitmen AWACS dapat menandai keterlibatan NATO, yang selama ini tidak memiliki peran langsung dalam menghadapi ISIS, namun juga semakin khawatir akan ancaman grup ekstremis di wilayah selatan.
"Kami dapat mengonfirmasi ada sebuah permohonan untuk dukungan konkret dari NATO dalam usaha anti-ISIL berbentuk pesawat pengintai AWACS," ucap perwakilan NATO, menggunakan akronim lain dari ISIS, seperti dilansir AFP, Sabtu (23/1/2016).
"Permohonan ini sedang didiskusikan bersama negara-negara anggota," tambah dia, tanpa menyebut negara mana yang mengajukan permohonan itu.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ashton Carter telah mengirim surat ke semua koalisi anti-ISIS untuk dukungan tambahan. "Itu termasuk surat untuk NATO," kata seorang pejabat Negeri Paman Sam.
NATO hanya memiliki sedikit aset militer, karena hanya menyediakan struktur komando bagi 28 negara anggota. Namun pada era 80-an, NATO sepakat menghadirkan unit AWACS untuk menghadapi ancaman Soviet ketika itu.
Unit AWACS terdiri dari lebih dari 20 pesawat yang mampu mengawasi berbagai macam aktivitas dalam radius sekitar 400 kilometer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News