"Sekretariat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dengan menyesal menginformasikan mengenai wafatnya Direktur Jenderal Yukiya Amano," kata IAEA dalam sebuah pernyataan, tanpa mengatakan kapan dia meninggal.
“Amano meninggal setelah menderita kesehatan yang buruk selama beberapa waktu,” pernyataan dari IAEA tersebut, seperti dikutip AFP, Senin, 22 Juli 2019.
Wafatnya diplomat Jepang berusia 72 tahun itu, tepat di saat terjadi ketegangan internasional Iran dan Amerika Serikat (AS) karena kegiatan nuklir Negeri Mullah.
Selama masa jabatannya, Amano mengawasi penandatanganan perjanjian penting pada tahun 2015 antara Iran dan enam kekuatan utama - Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat. Saat itu Iran, sepakat untuk mengekang program nuklirnya sebagai imbalan untuk pencabutan sanksi.
Tetapi ketegangan internasional dengan Iran telah meningkat sejak Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan pada Mei 2018.
Masa jabatan ketiga Amano sebagai kepala IAEA semula akan berakhir pada November 2021, tetapi dia diharapkan mengumumkan niatnya untuk mundur lebih awal karena alasan kesehatan. IAEA mengatakan bahwa bendera di atas markas besarnya di Wina iturunkan setengah tiang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News