medcom.id, Jenewa: Dewan HAM PBB mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menerapkan undang-undang pengendalian senjata. Desakan dilontarkan menyusul penembakan massal di Orlando yang menewaskan 49 orang.
Direktur Dewan HAM PBB Zeid Ra'Ad Al Hussein meminta AS untuk memenuhi kewajiban melindungi warganya. Menurut Hussein perlindungan itu harus diberikan dari kejadian buruk yang terus terjadi, meskipun pada dasarnya bisa dicegah akibat pengendalian senjata yang tidak cukup.
Omar Marteen melepaskan tembakan di sebuah klub yang biasa dipenuhi oleh komunitas LGBT. Penembakan membabi buta ini menewaskan 49 orang dan melukai 53 lainnya pada Minggu 12 Juni.

Foto: Warga beri penghormatan bagi korban penembakan Orlando/AFP

Foto: Warga beri penghormatan bagi korban penembakan Orlando/AFP
"Sulit diterima melihat pembenaran bahwa orang bisa membeli senjata api, termasuk senapan serbu, tanpa melihat latar belakang kejahatan, penggunaan narkoba, sejarah kekerasan domestik dan kesehatan kejiwaan ataupun hubungan langsung dengan ekstremis. Terlepas itu (ekstremis) domestik ataupun internasional," ucap Zeid dalam pernyataan Dewan HAM PBB, seperti dikutip AFP, Selasa (14/6/2016).
"Berapa banyak lagi pembunuhan anak sekolah, karyawan, warga kulit hitam yang berangkat ke gereja, yang harus ditunggu oleh Amerika Serikat demi menerapkan aturan senjata yang ketat," tegasnya.
Zeid juga mempertanyakan justifikasi organisasi seperti National Rifle Association (NRA) yang anggotanya menganggap bahwa orang jahat akan selalu membawa senjata, maka sudah sepatutnya orang baik juga menggunakan senjata.
"Propaganda tidak bertanggungjawab, yang menyebutkan bahwa senjata bisa membuat masyarakat lebih aman padahal bukti menunjukkan hal lain," pungkas Zeid.
"Ketersediaan senjata menyebabkan celah di mana keinginan untuk membunuh bisa menimbulkan kematian," tuturnya.
(Baca: Korban Penembakan di klub Malam Bertambah Jadi 50 https://www.medcom.id/internasional/amerika/JKR4Ww5b-korban-penembakan-di-klub-malam-bertambah-jadi-50)
Zied menambahkan kepemilikan dan penggunaan senjata oleh warga sipil, menimbulkan akibat mengerikan dari tindakan kekerasan bersenjata. Menurutnya, contoh dari banyak negara jelas menunjukkan bahwa penerapan aturan senjata bisa mengungari kejahatan buruk.
"Hal berbeda justru tampak dari AS. Ratusan juta senjata beredar di negara ini dan setiap tahunnya ribuan orang terbunuh atau terluka akibat senjata api," imbuh Zeid.

Foto: Doa untuk korban penembakan Orlando/AFP
Peristiwa penembakan di Orlando meningkatkan pertanyaan baru mengenai aturan senjata dan strategi kontra terorisme dari Negeri Paman Sam. FBI sendiri sudah menyelidiki Mateen,-warga AS keturunan Afghanistan- yang dinilai tidak memiliki kaitan dengan kelompok militan. Tetapi Mateen jelas-jelas membeli senjata otomatis dan pistol.
Presiden Barack Obama pun mendesak agar Kongres yang dikuasai oleh Partai Republik untuk mengeluarkan aturan untuk mengurangi peredaran senjata seperti yang digunakan oleh Mateen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News