Dalam pesan Hari Natal ‘Urbi et Orbi’ (ke kota dan dunia), paus berusia 83 tahun ini menyerukan perdamaian di Tanah Suci, Suriah, Lebanon, Yaman, Irak, Venezuela, Ukraina, dan beberapa negara Afrika yang terjebak dalam konflik.
Melalui pidatonya kepada puluhan ribu umat Basilika Santo Petrus, Paus menyebutkan bahwa perubahan dimulai di hati tiap-tiap individu.
"Ada kegelapan di hati manusia, namun terang Kristus masih lebih besar," kata Fransiskus, menandai Natal ketujuh masa kepausannya.
"Ada kegelapan dalam hubungan pribadi, keluarga dan sosial, tetapi terang Kristus lebih besar. Ada kegelapan dalam konflik ekonomi, geopolitik dan ekologis, namun yang lebih besar adalah terang Kristus," ucapnya, seperti dikutip AFP, Kamis, 26. Desember 2019.
Fransiskus menyoroti penganiayaan terhadap orang-orang Kristen oleh kelompok-kelompok militan di Burkina Faso, Mali, Niger dan Nigeria. Paus pun meminta Tuhan untuk menghibur mereka yang menderita karena iman mereka.
Pada tanggal 1 Desember, setidaknya 14 orang ditembak mati dalam serangan terhadap sebuah gereja di Burkina Faso timur, tempat pemberontakan telah memicu ketegangan etnis dan agama. Pada 23 Desember sebanyak 35 warga sipil tewas diserang oleh militan di negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News