Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio menyebut kecepatan penyebaran varian A.Y.4.2 di Inggris memang menjadi perhatian. Namun, varian tersebut dikatakan masih tergolong dalam variant of interest atau dibawah variant of concern.
“Saat ini varian A.Y.4.2 ini masih dianggap varian of interest, karena perbedaan varian of interest dengan varian of concern itu adalah akibat yang ditimbulkan terhadap kesehatan masyarakat,” jelas Amin dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Jumat, 29 Oktober 2021.
Amin menjelaskan varian A.Y.4.2 memiliki semua mutasi yang ada di varian delta. Kemudian, ditambah lagi dengan dua mutasi di protein spike-nya.
Baca: Waspada! Ini Diet yang Membuat Seseorang Rentan Terkena Varian Delta
Penambahan dua mutasi tersebut yang kemudian dikhawatirkan akan meningkatkan efektivitas vaksin untuk masuk ke sel manusia. Selain itu, varian ini juga ditakutkan dapat melepaskan diri dari antibodi pasca vaksin.
"Ini juga dikhawatirkan populasinya kan sudah divaksinasi, tetapi masih tetap terinfeksi. Jadi, kemungkinan itu dikaitkan dengan kemampuan si virus ini untuk melepaskan diri dari antibodi pasca vaksinasi," ujar Amin.
Varian A.Y.4.2 hingga saat ini belum ditemukan di Indonesia. Namun, Amin memperingatkan untuk tetap waspada karena bisa saja masuk ke Indonesia dari luar negeri, melalui pintu udara maupun pintu laut.
Inggris mencatat total kasus positif covid-19 saat ini lebih dari 7,5 juta kasus. Kasus di Inggris ini meledak lagi meski cakupan vaksinasi di Inggris sudah melebihi 70 persen jumlah penduduk. Varian A.Y.4.2 pertama kali terdeteksi di Inggris pada Juli lalu. (Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News