Polisi Manchester bersama warga di sekitar lokasi ledakan (Foto: BBC).
Polisi Manchester bersama warga di sekitar lokasi ledakan (Foto: BBC).

Polisi Inggris Lanjutkan Penggerebekan, Seorang Pria Ditangkap

Arpan Rahman • 26 Mei 2017 19:11
medcom.id, Manchester: Sepuluh orang kini telah diamankan untuk diinterogasi -- delapan di antaranya masih dalam tahanan --- terkait pengeboman di konser Ariana Grande yang menewaskan 22 orang.
 
Polisi anti-teror yang menyelidiki pengeboman Manchester Arena telah melakukan penggerebekan baru, mencari alamat di Manchester dan Merseyside.
 
Seorang pria ditangkap di daerah Moss Side di Manchester pada dini hari Jumat 26 Mei 2017 dan para detektif memburu properti di St Helens.
 
Sembilan pria sudah berada dalam tahanan terkait teror, Senin 22 Mei lalu. Polisi dan badan keamanan bekerja dengan sigap di tengah kekhawatiran akan serangan lebih lanjut.
 
Sementara itu, kampanye pemilu Inggris akan dilanjutkan Jumat ini, Jeremy Corbyn telah mengisyaratkan niatnya untuk membawa isu terorisme ke dalam arena politik.
 
Pemimpin Partai Buruh itu diharapkan melancarkan serangan terselubung pada kubu Konservatif karena kurangnya dana untuk kepolisian di saat ancaman meningkat, seraya mengaitkan kampanye militer luar negeri Inggris dengan terorisme di ranah domestik.
 
Pada Kamis 25 Mei, polisi Inggris melanjutkan "bekerja sama" dengan pihak berwenang Amerika Serikat dalam penyelidikan sesudah terjadi bentrokan antara kedua sekutu terkait laporan intelijen yang bocor ke media.
 
Dilansir Independent, Jumat 26 Mei  2017, terduga pelaku pengeboman Abedi -- yang dikenal sebagai petugas keamanan berpandangan radikal -- dikatakan telah melakukan kontak dengan beberapa anggota keluarga sebelum membantai penonton konser Senin.
 
Seorang kerabat berusia 22 tahun mengatakan bahwa dia merasa semakin frustrasi dalam menjalani kehidupannya di Inggris, setelah seorang temannya ditikam dengan fatal dalam apa yang dia anggap sebagai kejahatan bermotif kebencian religius.
 
Dia menambahkan bahwa pengebom kelahiran Inggris itu mulai menyebut orang lain di negara tersebut sebagai "orang-orang kafir" yang "tidak adil terhadap orang Arab".
 
Otoritas Libya, yang menanyai orang tua dan saudara Abedi, mengklaim bahwa dia melakukan panggilan telepon terakhir kepada ibunya pada malam menjelang serangan tersebut, di mana dia berkata: "Maafkan saya."
 
Para penggemar musik menjadi target pada konser Ariana Grande di Manchester Arena dalam serangan teroris terburuk di Inggris sejak pengeboman 7 Juli di London pada 2005.
 
Bagaimana Abedi melakukan pembunuhan massal itu terus diselidiki:
 
- Downing Street mengumumkan badan darurat Cobra akan bertemu di Whitehall, pada Jumat pagi, demi membahas perkembangan terakhir, yang diketuai oleh Menteri Dalam Negeri.
 
- Polisi juga melakukan pencarian di sejumlah bangunan di Manchester, Wigan, dan Nuneaton. Sebuah unit pelacakan bom kembali ke alamat di Wigan, pada Kamis malam, agar para pakar dapat memeriksa "benda-benda yang berpotensi mencurigakan".
 
- Upaya investigasi Inggris tetap fokus pada menghancurkan jejaring teror potensial yang mungkin telah membantu Abedi, terlepas dari keyakinan pemerintah Libya bahwa dia bertindak sendiri.
 
- Dua puluh tiga orang tetap dalam perawatan kritis di delapan rumah sakit. Mereka termasuk lima anak di Royal Manchester Children's Hospital.
 
- Polisi Transportasi Inggris mengumumkan bahwa perwira spesialis senjata api akan berpatroli dalam kereta api untuk pertama kalinya di negara itu.
 
- NHS Inggris memperingatkan organisasi kesehatan untuk "memastikan perawatan tersedia jika dibutuhkan" sebab Inggris tetap dalam siaga tinggi menjelang liburan perbankan akhir pekan.
 
- Seorang pria dan seorang wanita yang ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan telah dibebaskan tanpa tuduhan.
 
May Menekan Trump di Brussels
 
Pada pertemuan puncak NATO di Brussels, Perdana Menteri Inggris Theresa May menghadapi Presiden AS Donald Trump dengan kekhawatirannya tentang penyimpangan keamanan yang memungkinkan bukti penting diserahkan kepada wartawan oleh pejabat pemerintah AS.
 
Trump bersumpah untuk menyelidikinya, menyebut kebocoran itu "sangat meresahkan" dan memperingatkan bahwa sumber yang menyimpangkan laporan keamanan bisa diadili.
 
Polisi yang memburu "jaringan" di belakang serangan tersebut mengatakan bahwa mereka telah melakukan penangkapan "signifikan" dan menyita sejumlah material  "sangat penting" dalam penggerebekan.
 
Layanan darurat pada malam hari dan setelah serangan Manchester dikritik oleh suami salah satu korban, yang menuduh mereka meninggalkan keluarganya dalam keputusasaan.
 
Steve Howe, yang istrinya Alison, 45 tahun, meninggal saat ia menunggu untuk menjemput putri mereka dari konser tersebut, mengatakan kepada Channel 4 News: "Saya memberi mereka semua rincian, semua informasi soal keamanan di arena, tapi tidak ada yang menelepon balik. Saya sangat frustrasi."

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan