Nantinya, Inggris juga akan membentuk sebuah ruangan yang diisi sejumlah ilmuwan dan pakar di bidang penyakit menular. Sejumlah agensi di Inggris masing-masing akan menominasikan seorang tokoh untuk memimpin tim gabungan tersebut.
Dilansir dari Financial Times, rencana Pemerintah Inggris dalam menghadapi korona ini diprediksi dapat keluar paling cepat hari ini, Senin 2 Maret 2020.
Saat ditanya apakah Inggris berencana menutup total sejumlah kota dalam mengantisipasi penyebaran korona, Menteri Kesehatan Matt Hancock menjawab: "Tentu saja ada dampak ekonomi dan sosial dari kebijakan tersebut. Tapi kami masih mempertimbangkan semua opsi."
"Namun, sebisa mungkin saya ingin meminimalisasi gangguan terhadap sektor sosial dan ekonomi," lanjutnya.
Menurut data terbaru situs pemantau John Hopkins CSSE pada Senin ini, jumlah kasus korona di Inggris mencapai 36 orang. Untuk menekan angka penyebaran lebih lanjut, Hancock meminta semua warga Inggris untuk menjaga kesehatan diri, seperti mencuci tangan dengan baik.
Hancock menegaskan, ia dan seluruh jajaran Pemerintah Inggris optimistis dapat mencegah korona menjadi pandemik.
Selain di Inggris, negara-negara lain di Eropa juga tengah berusaha keras menghadapi COVID-19. Jerman dan Italia melaporkan lonjakan jumlah kasus hingga hampir dua kali lipat dalam kurun waktu 48 jam.
Dari total 129 kasus di Jerman, 74 terkonfirmasi berada di Rhine-Westphalia Utara -- negara bagian terpadat di negara tersebut. Setelah Rhine-Westphalia Utara, Bavaria berada di urutan kedua dengan 23 kasus dan Baden-Wurttemberg di angka 15.
Lonjakan serupa juga terjadi di Italia. Kepala Badan Perlindungan Sipil Italia Angelo Borrelli mengatakan jumlah kasus korona di negaranya kini telah mencapai 1.694, setelah pada Jumat kemarin berada di angka 888.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News