Satu hari sebelumnya, 240 orang terluka dalam bentrokan di Georgia. Bentrok dipicu kemunculan seorang politikus Rusia di gedung parlemen Georgia.
Ketegangan Rusia dan Georgia masih relatif tinggi, sebelas tahun usai keduanya berperang demi status wilayah Ossetia Selatan.
Selain membekukan penerbangan, Moskow juga merekomendasikan sejumlah agensi perjalanan untuk menghentikan sementara semua tur wisata ke negara tetangga Georgia.
Sergei Gavrilov, seorang politikus Rusia, berbicara di hadapan para anggota parlemen Georgia -- negara mayoritas Kristen Ortodoks. Kehadiran Gavrilov dikecam sekelompok orang, yang nekat menerobos masuk ke gedung parlemen di Tbilisi.
Dikutip dari laman BBC, Sabtu 22 Juni 2019, polisi menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Kepala parlemen Georgia, Irakli Kobakhidze, mengundurkan diri usai terjadinya bentrokan. Dia mendapat kecaman tajam dari sejumlah pihak karena mengundang Gavrilov.
Para pengunjuk rasa kembali ke area gedung parlemen pada Jumat malam. Mereka berkumpul sembari meneriakkan, "katakan tidak pada Rusia." Presiden Georgia Salome Zurabishvili menyebut Rusia sebagai "musuh dan penjajah," serta menilai Moskow turut bertanggung jawab atas bentrokan di gedung parlemen.
Moskow mengecam bentrokan di Tbilisi sebagai "provokasi anti-Rusia." Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh kubu oposisi Georgia berusaha mencegah perbaikan hubungan bilateral kedua negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News