"Sekarang penting bahwa di Skotlandia kami memiliki pilihan alternatif (untuk merdeka)," kata Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon dalam surat kepada Boris Johnson, dilansir dari laman National Post, Kamis, 25 Juli 2019.
"Pemerintah Skotlandia akan terus membuat persiapan untuk memberikan warga pilihan menjadi negara merdeka," imbuh dia.
Sturgeon menambahkan bahwa parlemen Skotlandia akan mempertimbangkan kerangka kerja undang-undang referendum setelah reses musim panas.
Keinginan Skotlandia untuk merdeka dari Inggris karena mereka menolak Brexit. Menurut pemerintah Skotlandia, Brexit hanya akan merugikan ekonomi Skotlandia.
Baca juga: Hanya 31 Persen Dukungan Publik untuk Boris Johnson
Sementara itu, Boris Johnson menginginkan agar Brexit segera terjadi. Terlebih dia membentuk kabinet yang diisi orang-orang yang menginginkan Brexit.
Lebih dari setengah Kabinet May telah dipecat atau diganti. Johnson memilih para pendukung yang ia percaya akan membantunya memenuhi janji yang dibuatnya selama kampanye.
PM Johnson pun menunjuk wajah-wajah baru namun akrab. Sekretaris Kabinet dipimpin oleh Michael Gove, sementera Dominic Raab kembali menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Raab adalah mantan Menteri Brexit di era Theresa May. Raab mundur dari kabinet May pada akhir tahun lalu, sebagai protes atas penarikan dari kesepakatan Brexit.
Meski terpilih sebagai perdana menteri, namun Boris Johnson kekurangan pendukung. Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan lembaga YouGov, hanya sekitar 31 persen yang mendukungnya.
Dengan dukungan sedikit, Johnson terancam dituduh tak memiliki mandat untuk memerintah. Tapi dia tidak mau mengadakan pemilihan ulang hingga Brexit terlaksana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News