Dari penangkapan ini, disimpulkan bahwa serangan tersebut dimulai dari pesan WhatsApp yang digunakan pelaku dan kawanannya.
"Ini benar-benar tidak bisa diterima. Kami tidak bisa menggali lebih dalam karena pesan melalui WhatsApp ini dikunci," kata Menteri Dalam Negeri Inggris, Amber Rudd, seperti dikutip AFP, Senin 27 Maret 2017.
Pesan-pesan yang dikirim sang pelaku, Khalid Masood dan kawanannya dikunci, di mana hanya bisa dilihat oleh sang pengirim dan penerima pesan.
Saat ini, belasan orang telah dibebaskan. Sementara, pria berusia 58 tahun tetap ditahan dan seorang wanita berusia 32 tahun dibebaskan dengan jaminan.
Rudd mengakui, bahwa penguncian pesan di WhatsApp memang penting untuk keamanan siber, terlebih untuk memastikan bahwa bisnis, perbankan dan transaksi penting lainnya, aman.
"Tidak ada tempat bagi teroris untuk bersembunyi. Kita harus memastikan bahwa organisasi ini tidak berkembang melalui pesan teks seperti WhatsApp," tegas Rudd.
Lima orang tewas dan 40 orang lainnya terluka akibat Masood menabrakkan mobil yang dikendarainya ke pejalan kaki di Jembatan Westminster, depan Gedung Parlemen Inggris. Namun, polisi berhasil menghentikan aksi ini dengan menembak mati Masood.
Pascapenyerangan, London saat ini masih dalam status siaga. Di samping itu, kelompok militan Islamic State (ISIS) turut mengklaim berada di balik insiden itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News