Klaim itu muncul setelah adanya komunikasi antara pelaku penyanderaan di toko kelontong tersebut, Amedy Coulibaly dengan stasiun televisi BFMTV. Komunikasi melalui telepon itu berlangsung sebelum polisi menyergap toko kelontong tersebut dan menyebabkan Coulibaly tewas bersama empat sanderanya.
Menurut Coulibaly, dirinya melakukan koordinasi dengan Said dan Cherif Kouachi. Mereka dianggap oleh Coulibaly sebagai atasannya.
"Mereka (Kouachi bersaudara) menyerang Charlie Hebdo, sementara saya mengurusi polisi," ujar Coulibaly, kepada BFMTV, seperti dikutip AFP, Sabtu (10/1/2015).
Menurut pengakuan Coulibaly, dirinya memiliki toko Yahudi tersebut karena ini membela Palestina. Dirinya juga ingin menargetkan serangan kelompok masyarakat Yahudi.
Dalam percakapan yang direkam itu, Coulibaly juga mengaku telah membunuh empat sandera yang berada di toko itu. Sementara 15 sandera lainnya dibebaskan setelah polisi melakukan penyeranan ke dalam toko tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News