PM Inggris David Cameron dalam pertemuan Uni Eropa di Brussels, Belgia - AFP / THIERRY CHARLIER
PM Inggris David Cameron dalam pertemuan Uni Eropa di Brussels, Belgia - AFP / THIERRY CHARLIER

PM Inggris Kagumi Kebijaksanaan Lee Kuan Yew

Willy Haryono • 23 Maret 2015 11:10
medcom.id, London: Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut Lee Kuan Yew sebagai tokoh yang berhasil membentuk Singapura lewat gaya kepemimpinan khas. 
 
"Dia selalu menjadi teman warga Inggris, bahkan menjadi teman yang sangat penting. Banyak Perdana Menteri Inggris yang diuntungkan dari nasihat bijaknya, termasuk saya," ucap Cameron dalam sebuah pernyataan di London, seperti dikutip wsj.com, Senin (23/3/2015). 
 
"Tempatnya dalam sejarah sudah dapat dipastikan, yakni sebagai pemimpin dan salah satu negarawan terkemuka di dunia modern," sambung dia. 

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama juga mengungkapkan hal senada. Menurut dia, Lee Kuan Yew banyak melontarkan nasihat bijak dalam suatu dialog, dan hal itu membantunya memformulasi kebijakan AS di kawasan Asia Pasifik. 
 
"Dia adalah raksasa sejarah sejati yang akan terus dikenang sebagai Bapak Singapura modern dan juga sebagai ahli strategi urusan Asia," ungkap Obama. 
 
Lee Kuan Yew wafat di Singapore General Hospital pada pukul 03.16, Senin waktu setempat. Lee wafat pada usia 91 tahun. Lee sudah dirawat sejak awal Februari 2015 lalu akibat penyakit radang paru-paru atau pneumonia. 
 
Ia dikenal lewat sepak terjangnya mengubah Singapura menjadi kekuatan ekonomi terkuat di Asia dalam kurun waktu tiga dekade. Lee Kuan Yew menjabat sebagai PM dari 1959, saat Singapura memperoleh hak berkuasa dari koloni Inggris. Ia mundur di tahun 1990 dan menyerahkan kekuasaan ke wakilnya, Goh Chok Tong. Selang 14 tahun, kekuasaan diberikan ke anak Lee, Lee Hsien Loong. 
 
Partai Aksi Warga, yang didirikan Lee Kuan yew, kembali berjaya di setiap pemilihan umum sejak 1959. Saat ini, partai tersebut mempunyai 80 dari 87 kursi di parlemen Singapura. 
 
Dalam sebuah buku yang diterbitkan pada 2013, Lee Kuan Yew merasakan tubuhnya kian lemah dari hari ke hari dan menginginkan kematian cepat. 
 
Sang pemimpin agung itu perlahan meredup sejak istrinya, Kwa Geok Choo, meninggal dunia di tahun 2010. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan