Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker melanggar protokol dan mengucapkan selamat secara personal kepada Macron. Juru bicara Komisi Eropa menyebut bahwa Juncker berharap Macron sukses di putaran kedua.
Kepala Negosiator Uni Eropa untuk Brexit, Michel Barnier, menggambarkan Macron sebagai seorang "patriot dan warga Eropa." Ia yakin Macron akan menang mudah saat berhadapan dengan tokoh sayap kanan Marine Le Pen di putaran kedua pada 7 Mei 2017.
"Prancis harus tetap menjadi bagian dari Eropa," tegas Barnier, seperti dikutip Guardian.
Semasa kampanyenya, Le Pen berulang kali bertekad "membebaskan" Prancis dari Uni Eropa. Ia juga menyerukan digelarnya referendum keanggotaan seperti yang dilakukan Inggris tahun lalu.
Macron, seorang capres moderat, unggul di putaran pertama dengan 23,9 persen suara. Sementara Le Pen mengekor di belakangnya dengan 21,4 persen.
Hebat untuk Eropa
Menurut berbagai survei, Macron akan menang mudah dari Le Pen di putaran kedua, karena dirinya mendapat dukungan dari capres yang kalah, Francois Fillon dan Benoit Hamon.
Kanselir Jerman Angela Merkel belum mengomentari kemenangan Macron. Namun kepala staf, jubir dan menteri luar negeri Jerman mengindikasikan reaksi positif.
"Saya yakin Emmanuel Macron akan menjadi presiden selanjutnya di Prancis. (Macron) hebat untuk Eropa," sebut Menlu Jerman Sigmar Gabriel.
Kepala staf Merkel, Peter Altmaier, menuliskan tweet: "Hasil yang didapat Emmanuel Macron menunjukkan bahwa Prancis dan Eropa dapat menang bersama! Poros tengah lebih kuat dari keyakinan populis."
Ucapan selamat bahkan datang dari oposisi Merkel, Martin Schulz. Ia berharap Macron dapat menang dan mengalahkan "Le Pen yang anti-Eropa dan rasis."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News