Kunjungan Zarif dilakukan ketika Paris meningkatkan upaya untuk meredakan ketegangan antara Teheran dan Washington. Ini adalah sebuah langkah diplomatik dramatis yang Gedung Putih katakan telah mengejutkan mereka.
Para pemimpin Eropa telah berjuang untuk menghentikan konfrontasi antara Iran dan Amerika Serikat sejak Trump menarik Washington dari perjanjian nuklir 2015 Iran. Kesepakatan ini ditengahi secara internasional dan keputusan AS menerapkan kembali sanksi terhadap ekonomi Iran.
Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, yang berada di bawah sanksi AS, terbang ke kota Biarritz di Prancis barat daya tempat para pemimpin Kelompok Tujuh bertemu. Dia mengadakan pembicaraan lebih dari tiga jam, termasuk dengan Macron, sebelum kembali ke Teheran.
“Jalan di depan itu sulit. Tetapi patut dicoba, ”Zarif tweeted, menambahkan bahwa selain bertemu dengan para pemimpin Prancis, dia telah memberikan pengarahan bersama kepada para pejabat dari Jerman dan Inggris, seperti dikutip AFP, Senin, 26 Agustus 2019.
Pejabat Prancis berusaha untuk menagih pertemuan itu sebagai penting untuk "memperbaiki usulan Iran" untuk membantu meredakan krisis setelah para pemimpin G7 membahas Iran saat makan malam pada hari Sabtu.
"Diskusi yang diadakan antara presiden dan Zarif itu positif dan akan berlanjut," kata seorang pejabat Prancis setelah pertemuan.
Kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar bertujuan untuk mengekang kegiatan nuklir Iran dengan imbalan dicabutnya banyak sanksi internasional terhadap Teheran.
Sejak menarik Washington dari kesepakatan tahun lalu, Trump telah mendorong kebijakan tekanan maksimum untuk mencoba memaksa Iran ke dalam negosiasi baru yang akan mencakup program rudal balistik dan kegiatan regional.
Sementara sekutu Trump di Eropa juga menginginkan pembicaraan baru dengan Iran, mereka percaya kesepakatan nuklir harus ditegakkan. Macron, yang telah memimpin di Eropa dalam upaya untuk menyelamatkan perjanjian dan mencegah krisis yang lebih dalam di Timur Tengah, telah bertemu Zarif di Paris pada Jumat.
Mereka membahas proposal untuk mengurangi ketegangan antara Washington dan Teheran, termasuk mengurangi beberapa sanksi AS atau memberi Iran mekanisme kompensasi ekonomi untuk menebus pendapatan minyak yang hilang akibat sanksi AS.
Meskipun Macron menghabiskan waktu dua jam dengan Trump saat makan siang Sabtu lalu. Makan siang dengan tujuh pemimpin lain itu membahas mengenai Iran. Sepertinya Trump tidak berniat untuk membatalkan sanksi kepada Iran.
Seorang diplomat yang mengikuti diskusi itu mengatakan, para pemimpin G7 gagal untuk membujuk Trump di meja makan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id