Kelanjutan dialog nuklir di Stockholm berlangsung beberapa hari usai Korut melakukan uji coba misil balistik yang diluncurkan dari sebuah kapal selam.
"Negosiasi tidak memenuhi ekspektasi kami dan akhirnya gagal tanpa hasil apapun. Ini terjadi karena AS tetap tidak mau mengubah sikapnya," tegas Utusan Khusus Korut untuk AS, Kim Myong-gil kepada awak media di Stockholm, dilansir dari laman AFP.
Diskusi di Stockholm merupakan harapan di tengah mandeknya negosiasi nuklir antara AS dan Korut. Negosiasi tersendat meski Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un telah tiga kali bertemu -- dua Konferensi Tingkat Tinggi dan satu pertemuan informal di Zona Demiliterisasi (DMZ).
"AS sempat meningkatkan ekspektasi kami dan menawarkan pendekatan fleksibel, metode baru dan solusi kreatif. Tapi mereka justru dan mengubur dalam-dalam antusiasme kami untuk bernegosiasi," ungkap Kim Myong-gil.
Lokasi pertemuan digelar di sebuah pulau yang dijaga ketat di lepas pantai Stockholm. Pulau tersebut berjarak hanya beberapa ratus meter dari Kedutaan Besar Korut di Swedia.
Saat dialog berlangsung, Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde menuliskan harapannya via Twitter. "Dialog diperlukan untuk mencapai denuklirisasi dan solusi damai," tulisnya.
Dialog di level serupa antara AS dan Korut telah digelar di Stockholm pada Maret 2018 dan juga Januari tahun ini.
Dalam pertemuan perdana di Singapura pada Juni tahun lalu, Kim Jong-un berjanji akan berusaha bergerak menuju denuklirisasi "menyeluruh" di Semenanjung Korea. Saat itu, Trump juga berkomtimen akan menghadirkan jaminan keamanan kepada Pyongyang.
Konferensi Tingkat Tinggi kedua Trump dan Kim di Vietnam berakhir tanpa perjanjian apapun pada Februari lalu. Kim berkukuh AS harus terlebih dahulu mencabut sejumlah sanksi ekonomi sebelum denuklirisasi dapat dilakukan.
Trump dan Kim kemudian sepakat bahwa negosiasi nuklir akan kembali dilanjutkan saat keduanya bertemu di DMZ pada 30 Juni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News