"Survei PMI (Purchasing Managers Index) menunjukkan risiko (jatuhnya) perekonomian Rusia bukan hanya akan terjadi secara berkepanjangan, tapi juga bisa menjadi resesi mendalam. Kami memperkirakan adanya penurunan 1,5 persen GDP di tahun 2015, tapi mungkin akan turun lebih tajam lagi jika tren berdasarkan survei PMI berlanjut," tulis Alexander Morozov, Chief Economist of Russia, CIS and the Baltics, di HSBC.
Seperti dikutip bussinessinsider, Rabu (3/12/2014), perkiraan Morozov jauh lebih buruk dari prediksi 0,8 persen penurunan GDP yang dikeluarkan Kementerian Ekonomi Rusia pekan ini.
Sementara itu nilai mata uang Rusia mengalami depresiasi yang cukup drastis. Ruble terus terjun bebas, yang nilainya saat ini berkisar RUB53 untuk USD1.
Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel sempat memperingatkan Eropa bisa terpuruk kembali ke dalam resesi. Dia menyebut, kesimpulan awal negosiasi perjanjian perdagangan Jerman, saat ini sedang berlangsung dengan Kanada dan Amerika Serikat (AS). Mengingat semakin berpengaruhnya Asia dalam ekonomi global, Merkel mengatakan Eropa bukan lagi ukuran dari segala sesuatu.
Merkel mencatat peluang mungkin lebih besar daripada risiko setelah adanya perjanjian perdagangan bebas dengan Kanada dan Amerika Serikat tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News