“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda. Terima kasih dari lubuk hati saya. Saya tidak akan melupakan Anda. Saya akan menaruh perhatian dan energi saya agar menjadi layak seperti kepercayaan Anda,” ujar Macron, seperti dilansir CNN, Senin 8 Mei 2017.
Pada pidatonya kepada para pendukungannya tersebut, ia mengakui adanya perpecahan di Prancis. Perpecahaan itu rata-rata tercipta ketika masa pilpres di mana banyaknya perbedaan pendapat terkait Uni Eropa dan keamanan dalam negeri menyebabkan adanya pergesekan.
Namun, Macron berjanji akan berusaha menjadi kesatuan di Prancis. “Saya akan membela Prancis. Saya akan membela Prancis. Saya akan melakukan segalanya untuk memperkuat Eropa dan untuk orang-orang yang membentuknya,” tutur Macron.
Hasil exit poll dari sebuah lembaga survei independen menyebutkan Macron unggul 65,9 persen, sedangkan Le Pen mendapat 34,1 persen. Macron yang berdasarkan exit poll akan menjadi pengganti Presiden Francois Hollande. Macron yang masih berusia 39 tahun berasal dari Kota Amiens.
Dengan kemenangannya tersebut maka Macron akan menjadi presiden termuda di sepanjang sejarah Prancis. Sebelum menjadi capres, ia sempat menjabat sebagai Menteri Keuangan dibawah kepemimpinan Hollande. Macron kemudian mengundurkan diri dan menciptakan Partai En Marche.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News