Anggota Bhayangkari Polri menampilkan sejumlah tarian dan kesenian tradisional Indonesia dalam festival Frankfurt, Jerman pada 24-26 Agustus 2019. Dokumentasi: Istimewa
Anggota Bhayangkari Polri menampilkan sejumlah tarian dan kesenian tradisional Indonesia dalam festival Frankfurt, Jerman pada 24-26 Agustus 2019. Dokumentasi: Istimewa

Bhayangkari Perkenalkan Budaya Indonesia saat Festival Frankfurt

Deny Irwanto • 04 September 2019 07:40
Jakarta: Organisasi istri anggota Polri, Bhayangkari membawa harum nama Indonesia dengan mengirimkan perwakilannya dalam Misi Budaya di Festival Frankfurt, Jerman pada 24-26 Agustus 2019 lalu.
 
Delegasi budaya itu terdiri dari delegasi Bhayangkari Daerah Papua, Bhayangkari Daerah NTT, Bhayangkari Daerah Kalimantan Selatan dan Bhayangkari Daerah Sulawesi Selatan. Delegasi-delegasi tersebut menampilkan tari-tarian nusantara, makanan, kerajinan perak, batik dan informasi pariwisata.
 
Salah satu delegasi yang menarik perhatian publik adalah hadirnya delegasi Bhayangkari Daerah Papua yang bisa meneduhkan situasi konflik masyarakat di Papua.

"Saya bersama rekan saya, Sensi Yelipele mempertontonkan cara membuat kerajinan tangan noken yang telah menjadi pelajaran muatan lokal Papua ke hadapan pengunjung pameran selama dua hari," kata salah seorang anggota Bhayangkari Daerah Papua, Maria Waknakap dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 September 2019 malam.
 
Bhayangkari Perkenalkan Budaya Indonesia saat Festival Frankfurt
Anggota Bhayangkari Papua saat menghadiri festival Frankfurt, Jerman.
 
Maria mengatakan selain membuat kerajinan tangan, dirinya juga menggelar tarian dan lagu-lagu Papua. Kegiatan tersebut dipertunjukkan para anggota Bhayangkari Daerah Papua di Weltkultur Museum.
 
10 orang anggota Bhayangkari Daerah Papua yang ikut dalam kegiatan merupakan anggota gabungan dari Bhayangkari Kabupaten Jayapura, Merauke, Biak, Asmat, dan Mamberamo Tengah. Mereka sukses menghibur ribuan pengunjung festival dengan sejumlah tarian dan lagu daerah Papua.
 
Masyarakat Indonesia yang hadir di festival itu juga ikut larut dalam lagu Aku Papua yang menyulut semangat persatuan di antara keberagaman penonton yang hadir.
 
Menurut Maria budaya noken wajib dipelajari oleh semua perempuan di Papua, tak terkecuali anggota Bhayangkari seperti dirinya. "Kami harus bisa buat tas noken. Kami diajarkan cara buatnya dari kecil oleh ibu kami, juga diajarkan di sekolah," jelas Maria.
 
Demo pembuatan Noken sendiri merupakan kerjasama Konsulat jenderal Republik Indonesia (KJRI) Frankfurt dengan Museum der Weltkulturen di Frankfurt. Demo ini bertujuan untuk mengenalkan cara pembuatan tas tradisional Indonesia dan keunikannya kepada masyarakat di Frankfurt.
 
Museum ini memamerkan berbagai kerajinan dan benda-benda seni dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Museum yang terletak di pinggir sungai Main tersebut memamerkan berbagai barang seni asal Indonesia dari berbagai suku dan budaya.
 
Koleksi Museum der Weltkulturen meliputi lebih dari 65.000 benda seni yang berasal dari Oseania, Australia, Asia Tenggara, Amerika, Afrika, dan Eropa. Menurut KJRI Frankfurt, beberapa pengunjung asal Jerman yang hadir menyatakan kekagumannya terhadap kekuatan tas yang dibuat dari kulit kayu ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan