Spanduk bertuliskan Paris Remembers dan Paris United terpasang di Balai Kota Paris, Prancis, 10 November 2016. (Foto: AFP/LIONEL BONAVENTURE)
Spanduk bertuliskan Paris Remembers dan Paris United terpasang di Balai Kota Paris, Prancis, 10 November 2016. (Foto: AFP/LIONEL BONAVENTURE)

Jalan Panjang Memulihkan Trauma Korban Teror Paris

Arpan Rahman • 11 November 2016 14:46
medcom.id, Paris: Setahun setelah serangan teror di Paris, para korban selamat dan mereka yang kehilangan orang-orang tercinta terus melakukan yang terbaik untuk melanjutkan hidup. Sesuai dengan moto bahasa Latin, Fluctuat nec mergitur: terempas tapi tidak tenggelam.
 
Banyak yang terluka -- 400 orang lebih, kadang-kadang sebagian dari mereka masih merasakan nyeri tak terkira. 
 
Terdapat pula mereka yang berjalan pincang. Mereka selamat, tapi terluka secara psikologis. Ada juga lebih dari 1.000 orang yang kehilangan sanak famili, termasuk lebih dari 50 anak-anak yang kini harus tumbuh besar tanpa salah satu orangtua mereka.

Masing-masing memiliki cara tersendiri untuk menyembuhkan diri. 
 
"Kami ini korban selamat, diintai ancaman sama, bersatu dengan gagasan bahwa kami tidak boleh dibunuh untuk kedua kalinya," kata Antoine Leiris, seorang ayah muda yang menulis pesan kepedihan di media sosial Facebook, tiga hari setelah kematian sang istri dalam pembantaian di Paris. Dia bersumpah tidak mau menunjukkan kebencian atas aksi teror.
 
"Saya adalah semacam tonggak dari para pengunjuk rasa, simbol seseorang yang sedang berusaha menguasai diri. Tapi saya hanya orang normal. Ada hari-hari ketika saya takut, mau melarikan diri, ingin menghancurkan segalanya, seperti orang lain," kata Leiris kepada AFP dalam sebuah wawancara telepon.
 
Dalam program dokumenter France 5 TV yang ditayangkan Minggu 6 November, pria 35 tahun itu memaparkan bagaimana para korban lain yang berduka atau terluka akibat aksi terorisme -- di Paris atau di tempat lain -- mencoba bangkit kembali dalam menata kehidupan.
 
Di antara para korban, Leiris bertemu seorang wanita yang kini membesarkan dua anak seorang diri. "Awalnya saya mengurung diri sendiri dan anak saya dari dunia luar, karena dunia telah menyakiti kami. Tapi kami tidak ingin tinggal dalam isolasi. Ini adalah cara saya untuk kembali terlibat dengan dunia," katanya.
 
Jalan Panjang Memulihkan Trauma Korban Teror Paris
Paris akan memperingati satu tahun serangan teror pada 13 November 2016. (Foto: AFP)
 
Membantu Anak-Anak
 
Maureen Roussel, yang selamat dari pembantaian di gedung konser Bataclan, keluar dari pekerjaannya sebagai asisten dosen setelah terjadinya serangan.
 
"Saya berkata kepada diri sendiri kalau saya tidak bisa melindungi diri dalam menghadapi bahaya, maka saya tidak mampu bertanggung jawab bagi anak-anak," ucap Roussel.
 
Setahun berlalu, dia masih trauma. Ia terus-menerus membayangkan adegan mengerikan saat aksi teror. "Saya merasa seperti James Bond, seolah-olah semuanya mau meledak di belakang saya," katanya.
 
Asosiasi Life for Paris, yang didirikan demi membantu korban dan keluarganya, berperan sebagai garis penyelamat hidup. "Sebelumnya (asosiasi ini) saya gunakan untuk merawat anak-anak kecil. Sekarang saya membantu banyak anak-anak yang umurnya lebih tua."
 
Melihat Cinta
 
Jalan Panjang Memulihkan Trauma Korban Teror Paris

Menara Eiffel berwarna bendera Prancis dalam mengenang korban teror. (Foto: AFP)
 
Lea Malwe, seorang fisioterapis 28 tahun, terpukul dalam dua sisi pada 13 November 2015.
 
Pacarnya -- seorang pria "tampan, lucu, baik hati" yang dia temui di sebuah bar beberapa pekan sebelumnya -- ditembak mati di Bataclan.
 
Beberapa menit sebelumnya, kelompok bersenjata memberondong 14 orang di restoran Petit Cambodge dan bar-restoran Carillon dan bar di sudut jalan tempatnya berada.
 
Malwe, yang mengatakan kepada orang asing betapa aman kotanya, sudah hidup "seperti robot" sejak itu.
 
"Yang berubah bagi saya adalah sebelumnya saya berharap untuk menjadi seorang ibu, kemudian tua, menjadi nenek-nenek dan seterusnya. Dan sekarang, semua itu tidak ada yang pasti. Saya tahu sekarang Anda bisa mati karena sesuatu selain usia lanjut," katanya.
 
Salah satu sumber pelipur laranya adalah "melihat orang saling mencintai".
 
Kesempatan Kedua
 
"Jika Anda memiliki kesempatan kedua dalam hidup, seperti saya, hidup menjadi sedikit lebih indah," kata Claude-Emmanuel Triomphe, pegawai negeri senior yang terluka parah setelah ditembak di sebuah teras kafe.
 
Triomphe, 58, sedang minum-minum di La Bonne Biere ketika sebutir peluru merobek pahanya, merusak usus dan saraf pinggulnya. Peluru lain mengenai lengan dan serpihannya juga bersarang di pergelangan kakinya.
 
Dia menyebutkan adanya dokter bak "malaikat" yang memakai handuk bar guna menghentikan pendarahan. Kemudian, muncul pertolongan dari dokter lainnya, yang membantu menyelamatkan nyawa Triomphe dari emboli paru-paru saat ia dirawat dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain.
 
Setelah berminggu-minggu terbaring menatap langit-langit rumah sakit, Triomphe akhirnya "berdiri tegak" dan duduk di kursi roda -- sebuah titik balik dalam pemulihan luar biasa.
 
"Saya kembali belajar berjalan, maksud saya benar-benar berjalan seperti biasa," kata Triomphe, yang kini dapat melangkah tanpa kruk.
 
Jalan Panjang Memulihkan Trauma Korban Teror Paris
Claude-Emmanuel Triomphe. (Foto: AFP)
 
Mendaki pegunungan -- salah satu gairah besar dalam hidupnya -- belum bisa dilakukan saat ini, tapi kesempatan lain sudah menunggu.
 
Tahun depan, Triomphe pindah ke Marseille untuk menjabat komisaris kantor urusan sipil.
 
Salah satu pertanyaan yang menggerogoti dirinya ialah, "mengapa Prancis telah menghasilkan lebih banyak militan dari negara Eropa lainnya. "Itu pertanyaan yang fundamental," pungkas Triomphe.
 
Teroris membunuh 130 orang dan melukai 413 lainnya dalam serangkaian serangan di Paris pada 13 November. Tujuh pelaku teror tewas dalam kejadian. Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan