Alexander Zakharchenko, 42, tewas dalam ledakan di sebuah kafe di Donetsk. Dia adalah tokoh paling senior yang tewas dalam konflik berkepanjangan di Ukraina timur.
Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Ukraina berada di balik pembunuhan Zakharchenko. Ukraina membantah terlibat.
Seperti dilansir BBC, Minggu 2 September 2018, massa dalam jumlah besar mengantre untuk menyampaikan penghormatan kepada Zakharchenko, yang menobatkan diri sebagai presiden dari Republik Rakyat Donetsk (DNR). Sejauh ini, DNR belum mendapat pengakuan internasional sebagai sebuah negara.
Zakharchenko pernah dua kali terluka dalam peperangan. Ia juga pernah selamat dari sebuah serangan bom mobil pada Agustus 2014.
Baca: Presiden Republik Separatis Ukraina Tewas dalam Ledakan
Sabtu kemarin, Menlu Rusia Sergey Lavrov menyebut dialog internasional mengenai krisis di Ukraina timur tidak dapat lagi dilanjutkan setelah kematian Zakharchenko.

Alexander Zakharchenko. (Foto: AFP)
Dialog tersebut, yang melibatkan Rusia, Ukraina, Prancis dan Jerman, dikenal sebagai pertemuan Normandy.
Pertemuan digelar untuk mencapai solusi akhir mengenai konflik di Ukraina timur, yang dimulai saat separatis merebut banyak wilayah di negara tersebut dalam pemberontakan pada April 2014.
Sejak saat itu, ribuan orang tewas dalam pertempuran antara separatis melawan pasukan Ukraina.
Moskow membantah mengirim pasukan dan persenjataan berat secara berkala ke Ukraina timur. Namun pemerintah Rusia mengaku ada beberapa "relawan" dari negaranya yang membantu separatis di Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News