Sebelum menggelar konferensi pers, tim akan terlebih dahulu menginformasikan penetapan status tersangka ini kepada keluarga bersangkutan.
Rencana penetapan tersangka muncul hampir satu tahun usai tim investigator yang dipimpin Belanda mengatakan bahwa misil dari sistem BUK mengenai MH17. Misil itu berasal dari sebuah brigade militer di kota Kursk.
MH17 hancur lebur terkena misil di langit Ukraina dalam penerbangan antara Amsterdam dan Kuala Lumpur. Lokasi kejadian adalah di Donetsk, Ukraina timur yang dikuasai separatis pro-Rusia.
Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina Olena Zerkal mengatakan kepada kantor berita Interfax pada Selasa 18 Juni bahwa empat orang akan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus MH17.
"Nama-namanya akan diumumkan. Dakwaan akan dijatuhkan," tutur Zerkal, dikutip oleh media AFP. Setelah pengumuman nama, Zerkal mengatakan pengadilan Belanda akan "mulai mempertimbangkan proses kasus tersebut."
Zerkal berpendapat, pergerakan sistem senjata seperti BUK "tidak mungkin terjadi tanpa ada izin dari jajaran perwira tinggi (Rusia)."
Mei tahun lalu, Belanda dan juga Australia mengatakan bahwa mereka secara resmi "menetapkan Rusia bertanggung jawab" atas kasus MH17. Pernyataan disampaikan kedua negara usai asal muasal misil BUK disebutkan, yakni dari Rusia.
Rusia membantah keras semua tuduhan terkait MH17. Moskow berpendapat BUK memang buatan Rusia, namun bukan berarti pihaknya yang menembakkan misil ke arah MH17.
Saluran radio RTL, mengutip beberapa sumber anonim, mengatakan bahwa para tersangka MH17 ini nantinya dapat disidang secara in absentia. Ini dikarenakan Rusia tidak memiliki kebijakan mengekstradisi warganya untuk proses hukum.
Baca: Rusia Tolak Bertanggung Jawab atas Tragedi MH17
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News