Manuel Valls mantan perdana menteri, dan tokoh sayap kiri Benoit Hamon, keduanya bertarung dalam pemungutan suara putaran terakhir, Minggu 29 Januari.
Tapi presiden saat ini Francois Hollande, yang juga berasal dari Partai Sosialis, sangat tidak populer dan cenderung mempengaruhi peluang mereka dalam melawan capres partai lain.
Calon Konservatif, Francois Fillon, kandidat sayap kanan Marine Le Pen, dan nominator sentris Emmanuel Macron sedang memimpin jajak pendapat.
Dalam pemilihan pendahuluan Sosialis, popularitas Hamon tiba-tiba melonjak lewat berbagai proposalnya, termasuk untuk pendapatan bulanan universal bagi segenap warga Prancis.
Tapi Valls, bagaimanapun berpendapat bahwa pengalamannya sebagai perdana menteri antara 2014 dan 2016, serta di kementerian sebelumnya, membuat dirinya jadi calon ideal.
Tapi sejumlah jajak pendapat menunjukkan keduanya sulit mempertahankan kursi kepresidenan bagi partainya.

Fillon (kiri), Le Pen (tengah) dan Macron. (Foto: Getty)
Hollande, yang popularitasnya sangat rendah belakangan ini, mengumumkan pada Desember bahwa dia tidak akan mencalonkan kembali.
Pilpres Prancis telah menyita perhatian dalam beberapa hari terakhir. Calon favorit untuk menang, Francois Fillon, terlibat dalam kontroversi atas pembayaran kepada istrinya untuk urusan politik.
Fillon membantah tuduhan itu, dan menegaskan akan mundur dari pencalonan jika ada bukti kuat guna memulai penyelidikan.
Skandal berpotensi menjadi dorongan untuk Marine Le Pen, tokoh garis keras anti-imigrasi yang telah berjanji mendahulukan orang-orang "asli" Prancis ketimbang kalangan lain.
Selama bertahun-tahun, partai mapan Prancis ini sudah menghilang dari pusat perhatian, dan rasa apatis pemilih telah berkembang. Posisi itu mungkin dapat menjelaskan munculnya Hamon sebagai pesaing kuat dalam pemilihan pendahuluan Sosialis.
Jika Hamon menang, tokoh utama partai sayap kiri akan sekali lagi merangkul posisi tradisionalnya akan hak-hak pekerja, redistribusi, kebebasan sipil, dan lingkungan.
Dilansir BBC, Minggu (29/1/2017), yang juga berpotensi merebut kedudukan adalah suara sentris untuk mantan bankir liberal Emmanuel Macron, di mana perkembangan popularitasnya mulai mengkhawatirkan partai Marine Le Pen, Front Nasional.
Pilpres Prancis dijadwalkan berlangsung pada 23 April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News