PM Belanda Mark Rutte saat mengunjungi Indonesia (Foto: Sonya Michaella/Metrotvnews.com).
PM Belanda Mark Rutte saat mengunjungi Indonesia (Foto: Sonya Michaella/Metrotvnews.com).

PM Belanda Ingatkan Imigran untuk Melebur Lawan Tokoh Anti-Islam

Arpan Rahman • 24 Januari 2017 14:30
medcom.id, Amsterdam: Perdana Menteri Belanda Mark Rutte berusaha membujuk para pemilih menjauhi anggota parlemen anti-imigrasi Geert Wilders, di kala kampanye untuk pemilu nasional 15 Maret mulai memanas.
 
Dalam pesan yang dipublikasikan, Senin 23 Januari, di surat kabar nasional, Rutte berseru: "Kita harus aktif membela nilai-nilai kita" terhadap orang-orang yang menolak untuk berintegrasi.
 
Kendati Rutte tidak menyebut Wilders atau partainya, Partai untuk Kebebasan, pesan itu jelas ditujukan pada kalangan pemilih yang mendukung pelantar garis keras Wilders.
 
Rutte, pemimpin sayap-kanan Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (PVV), mengatakan, dia memahami seruan bagi orang yang tidak mau berintegrasi untuk meninggalkan Belanda. 
 
"Saya punya perasaan itu juga. Bergaullah normal saja atau pergi," katanya, seperti dikutip Business Insider dari laporan Associated Press, Selasa (24/1/2017).
 
Wilders lantas membalas di Twitter, menyebut Rutte, "Tokoh yang membuka perbatasan, tsunami suaka, imigrasi massal, Islamisasi, kebohongan, dan penipuan."
 
Wilders didakwa sebar kebencian
 
Sebelumnya pada Desember 2016 lalu, Wilder dinyatakan bersalah karena menyebabkan diskriminasi terhadap warga Belanda keturunan Maroko. 
 
Panel tiga hakim menyebutkan bahwa Ketua Partai PVV itu mengeluarkan komentar usai pidato pascapemilu 2014. Saat itu, ucapan Wilders dianggap merendahkan dan dianggap menghina warga keturunan Maroko.

PM Belanda Ingatkan Imigran untuk Melebur Lawan Tokoh Anti-Islam
Geert Wilders tokoh sayap kanan Belanda yang anti-Islam (Foto: AFP).
 
 
"Ucapan Wilders jelas diarahkan kepada populasi etnis tertentu," tutur Hakim Ketua Hendrik Steenhuis, yang tidak memberikan denda atau hukuman untuk Wilders.
 
Baik Wilders ataupun pengacaranya Geert-Jan Knoops mengikuti sidang putusan itu. Tokoh anti-Islam Belanda itu kekalahan terbesar dalam demokrasi dan kebebasan berekspresi.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan