Survei Ifop untuk Journal du Dimance pada Minggu 30 April 2017 menyoroti dua isu utama di tengah pekan terakhir masa kampanye Macron dan Le Pen.
Sejumlah jajak pendapat memprediksi Macron, mantan menteri ekonomi, akan memenangkan pemilu putaran kedua pada 7 Mei mendatang di angka 59-60 persen. Namun belakangan Le Pen mendapatkan momentum, dengan kenaikan sekitar lima persen dalam sepekan terakhir.
Menurut survei Ifop, 45 persen pemilih meyakini kedua capres tidak akan mampu mengatasi masalah pengangguran akut di Prancis. Sejak beberapa tahun terakhir, angka pengangguran di Prancis masih berkisar di angka sepuluh persen.
Sebanyak 36 persen pemilih, masih dalam survei Ifop, meyakini Macron dan Le Pen tidak mampu melindungi Prancis dari berbagai serangan teroris.
Prancis berada dalam status darurat keamanan sejak 2015 hingga saat ini, setelah mengalami serangkaian aksi teror yang menewaskan ratusan orang.
Beberapa hari sebelum pemilu putaran pertama pada 23 April seorang polisi Prancis ditembak mati dan dua lainnya terluka di Paris dalam serangan yang diklaim kelompok militan Islamic State (ISIS).
Di putara pertama, 22,2 persen pemilih tidak menggunakan hak suara mereka. Itu merupakan angka tertinggi sejak ayah dari Le Pen, Jean-Marie, lolos ke putaran kedua dan dikalahkan telak capres konservatif Jacques Chirac.
Jika tingkat keikutsertaan di putaran kedua rendah, sejumlah analis meyakini Macron akan mencoba membuat semacam gerakan menghadapi Le Pen dari partai National Front.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News