DEA mengatakan via Twitter bahwa pihaknya menerima informasi dari operator Nord Stream 2 pada Sabtu. Disebutkan bahwa tekanan di dalam pipa gas Nord Stream 2, yang membentang dari Rusia menuju Jerman, sudah stabil.
"Hal ini mengindikasikan bahwa kebocoran gas di jaringan pipa itu telah terhenti," kata DEA, dikutip dari laman CGTN, Minggu, 2 Oktober 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Ulrich Lissek, juru bicara operator Nord Stream 2, gas sudah tidak lagi keluar dari jaringan pipa setelah sebelumnya terjadinya kebocoran. Dalam kebocoran tersebut, gas metana dalam jumlah besar telah bocor ke Laut Baltik.
Ia mengatakan bahwa kondisi saat ini dapat diartikan dua hal.
"Pertama, sudah tidak ada lagi kebocoran karena pipanya benar-benar kosong, atau tekanan gas di dalam pipa dan tekanan air di luarnya sudah mencapai keseimbangan," tutur Lissek.
Sementara itu di New York, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyerukan sebuah investigasi independen atas kebocoran pipa gas Nord Stream yang diduga diakibatkan sebuah "aksi sabotase."
Deputi Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Richard Mills, mengatakan kepada anggota DK PBB bahwa upaya menginvestigasi sistem jaringan pipa Nord Stream, yang berlokasi di Laut Baltik, sedang berlangsung. Ia juga menekankan kembali dukungan Washington kepada Eropa yang sedang mencari tahu perihal kebocoran Nord Steam.
"(Investigasi Nord Stream) akan memakan waktu, tapi pencarian kebenaran tidak boleh dilakukan tergesa-gesa. Penting bagi kita semua untuk terlebih dahulu memaparkan fakta-fakta yang ada," ujar Mills.
Baca: DK PBB Serukan Investigasi Independen Kebocoran Pipa Gas Nord Stream