Keluarga menunggu kabar setelah terjadi kerusuhan di penjara Ekuador. Foto: AFP
Keluarga menunggu kabar setelah terjadi kerusuhan di penjara Ekuador. Foto: AFP

Kerusuhan Penjara Kembali Pecah di Ekuador, 15 Polisi dan Tentara Terluka

Fajar Nugraha • 04 November 2022 12:06
Guayaquil: Sedikitnya 15 polisi dan tentara terluka Kamis dalam kerusuhan penjara terbaru yang melanda Ekuador. Negara itu dicengkeram oleh kekerasan yang dituduhkan pada kelompok-kelompok kejahatan terorganisir yang mengobarkan perang narkoba yang mematikan.
 
“Ke-15 orang itu terluka saat mencoba memadamkan pemberontakan di penjara Guayas 1 yang terkenal di kota pelabuhan Guayaquil, barat daya,” kata Guillermo Rodriguez, Direktur Otoritas Penjara SNAI, seperti dikutip AFP, Jumat 4 November 2022.
 
Sebuah sumber di SNAI yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada AFP bahwa petugas polisi dihadang oleh narapidana dengan senjata dan bahan peledak.

Sekitar 1.300 polisi ambil bagian dalam penyerangan penjara itu, kata Jenderal Victor Zarate, seorang komandan polisi.
 
Ledakan terdengar datang dari dalam penjara sampai tengah hari, ketika mereka berhenti. Drone terbang di atas penjara untuk lakukan pengawasan.
 
Sejumlah tentara yang tidak diketahui juga berpartisipasi, dan tentara yang terluka dibawa ke pos-pos bantuan yang didirikan di luar penjara yang penuh sesak, yang menampung 6.900 narapidana.
 
Ekuador -,yang pernah menjadi tetangga yang relatif damai dari produsen kokain utama Kolombia dan Peru,- telah menyaksikan gelombang kejahatan kekerasan yang pihak berwenang menyalahkan pertempuran rumput antara geng-geng saingan yang memiliki hubungan dengan kartel Meksiko.
 
Presiden Guillermo Lasso, yang mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di provinsi barat Guayas dan Esmeraldas pada Selasa, mencuit pada Kamis bahwa pemerintahnya akan memadamkan kekerasan.
 
"Pemerintah ini tidak akan menyerah kepada teroris narkotika. Di negara ini, mereka tidak akan memaksakan kehendak mereka," tweet Lasso bersama dengan foto-foto narapidana yang berbaring telungkup di halaman penjara.
 
Warga sipil semakin terperangkap dalam pertumpahan darah yang telah merenggut lebih dari 60 nyawa polisi sejak tahun lalu.
 
Ratusan narapidana tewas di penjara-penjara Ekuador yang penuh sesak sejak Februari tahun lalu -,banyak yang dipenggal atau dibakar saat perang antar geng juga dilakukan di balik jeruji besi,- terutama di Guayas 1.
 
Korupsi yang meluas di antara penjaga memungkinkan narapidana untuk mendapatkan senjata dan bahan peledak, di antara barang selundupan lainnya.
 
Dalam serangan Selasa, lima petugas polisi dan seorang warga sipil tewas. Kelompok bersenjata termasuk bom mobil menghantam lebih dari 18 sasaran di dua provinsi, termasuk polisi dan instalasi gas, sebuah klinik -,di mana seorang warga sipil terluka parah,- dan terminal bus.
 
Tahanan di sebuah fasilitas di Esmeraldas juga menyandera delapan penjaga pada hari Selasa untuk memprotes pemindahan narapidana, tetapi kemudian membebaskan mereka. Di kota yang sama pada hari Senin, dua mayat tanpa kepala ditemukan tergantung di jembatan penyeberangan.
 
Serangan hari Selasa dikatakan sebagai tanggapan atas pemindahan massal narapidana dari penjara Guayas 1, yang sebagian besar dikendalikan oleh geng.
 
Bentrokan di penjara pada hari Rabu menyebabkan dua narapidana tewas dan enam terluka.
 
Ekuador telah berubah dari rute transit narkoba dalam beberapa tahun terakhir menjadi pusat distribusi penting dalam dirinya sendiri.
 
Amerika Serikat dan Eropa menjadi tujuan utama narkoba dari Amerika Latin.
 
Tingkat pembunuhan di Ekuador hampir dua kali lipat pada tahun 2021 menjadi 14 per 100.000 penduduk, dan mencapai 18 per 100.000 antara Januari dan Oktober tahun ini, menurut data resmi.
 
Pada tahun 2021, penegak hukum menyita rekor 210 ton narkoba, sebagian besar kokain. Sejauh ini penyitaan tahun ini total 160 ton.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan