Kherson: Ratusan warga Ukraina yang tinggal di desa-desa sepanjang Sungai Dnipro diberi waktu kurang dari lima jam untuk mengevakuasi rumah mereka pada Selasa, 6 Juni 2023, setelah para pejabat mengatakan bahwa pasukan Rusia telah meledakkan sebuah bendungan besar. Ledakan memicu terjangan banjir yang deras di area-area dilanda perang.
Oleksandr Prokudin, kepala Administrasi Militer Regional Kherson, mengatakan bahwa tentara Rusia "kembali melakukan aksi teror" setelah bendungan Kakhovka di bagian selatan Ukraina yang diduduki Rusia, telah hancur
Dilansir dari New York Post, Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyarankan penduduk dari 10 desa tepi sungai di hilir bendungan serta bagian kota Kherson untuk mengamankan dokumen penting, mengambil hewan peliharaan mereka, dan meninggalkan rumah mereka.
Air banjir diperkirakan akan mencapai "tingkat kritis" hanya dalam waktu lima jam, kata Prokudin dalam sebuah video yang diunggah ke Telegram sesaat sebelum pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Bendungan Kakhovka, dibangun di tahun 1956, menampung sekitar 4,8 miliar galon air — ukurannya sama dengan Great Salt Lake di negara bagian Utah di Amerika Serikat — dan menyediakan air pendingin untuk pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, PLTN Zaporizhzhia.
Sejumlah pejabat Rusia mengatakan tidak ada bahaya langsung ke pembangkit nuklir akibat ledakan bendungan.
"(Bendungan) Kakhovka diledakkan oleh pasukan pendudukan Rusia," kata komando Selatan Angkatan Bersenjata Ukraina via Facebook. "Skala kehancuran, kecepatan dan volume air, dan kemungkinan area genangan sedang diklarifikasi," sambungnya.
Rekaman udara yang diunggah ulang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menunjukkan gelombang luapan air di bendungan yang dengan cepat mengalir ke sungai di bawahnya.
"Teroris Rusia," tulis Zelensky di Twitter, di samping video tersebut. "Penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka hanya menegaskan kepada seluruh dunia bahwa Rusia harus diusir dari setiap sudut tanah Ukraina," ungkapnya.
Zelensky menyerukan pertemuan darurat untuk merencanakan tanggapan terhadap krisis yang mengancam jiwa setelah ledakan bendungan.
Oktober lalu, sang presiden memprediksi Rusia akan sengaja menghancurkan beberapa bendungan untuk memicu banjir.
Baca juga: Lancarkan Serangan Balik terhadap Rusia, Wamenhan Ukraina: Kami Mulai Ofensif
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id