Mempresentasikan ringkasan kebijakan terbarunya, berjudul "Agenda Baru untuk Perdamaian", Guterres memuji pekerjaan misi penjaga perdamaian PBB sebagai "menyelamatkan jutaan nyawa" dan melestarikan gencatan senjata.
Namun, mantan perdana menteri Portugal itu mengutip "konflik lama yang belum terselesaikan, didorong oleh faktor domestik, geopolitik, dan transnasional yang kompleks" serta "ketidaksesuaian terus-menerus antara mandat dan sumber daya" sebagai pengungkapan keterbatasan misi.
"Operasi penjaga perdamaian tidak dapat berhasil bila tidak ada perdamaian untuk dijaga," katanya, seperti dikutip AFP, Jumat 21 Juli 2023.
“Mereka juga tidak dapat mencapai tujuan mereka tanpa mandat yang jelas, diprioritaskan dan realistis dari Dewan Keamanan, yang berpusat pada solusi politik," tambahnya.
“Kami serukan refleksi serius dan berbasis luas tentang masa depan Operasi Penjaga Perdamaian PBB, dengan maksud untuk bergerak menuju model yang gesit dan dapat beradaptasi dengan strategi keluar yang tepat,” imbuh Guterres.
Meskipun dia tidak menyebut nama negara mana pun, pernyataannya datang hanya beberapa minggu setelah Dewan Keamanan mengakhiri misi MINUSMA yang telah berlangsung satu dekade di Mali.
Langkah itu menyusul permintaan penarikan mendadak dari junta militer negara Afrika Barat itu, yang mengatakan telah gagal memenuhi tantangan keamanan yang disebabkan oleh kelompok teroris.
Misi pemeliharaan perdamaian bukanlah kekuatan anti-terorisme dan dibatasi oleh mandat mereka dalam bagaimana mereka dapat terlibat dalam konflik.
"Fragmentasi konflik yang melibatkan kelompok bersenjata non-negara, geng kriminal, teroris, dan oportunis telah meningkatkan kebutuhan akan penegakan perdamaian multinasional, kontra-terorisme, dan operasi kontra-pemberontakan yang didukung oleh kelompok-kelompok regional atau sub-regional,” ujar Guterres.
Dia menunjuk ke Afrika sebagai benua dengan kebutuhan terbesar untuk "generasi baru misi penegakan perdamaian" ini.
“Oleh karena itu, Agenda Baru untuk Perdamaian menegaskan kembali seruan saya untuk misi penegakan perdamaian dan operasi kontra-terorisme, yang dipimpin oleh mitra Afrika dengan mandat Dewan Keamanan PBB,” tambahnya.
Agenda Baru untuk Perdamaian ini adalah bagian dari serangkaian proposal yang dibuat sekretaris jenderal menjelang KTT Masa Depan PBB tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News