Jacob Chansley yang dikenal sebagai QAnon Shaman, divonis penjara tiga tahun. Foto: AFP
Jacob Chansley yang dikenal sebagai QAnon Shaman, divonis penjara tiga tahun. Foto: AFP

Perusuh di Gedung Kongres AS Divonis Lebih dari 3 Tahun Penjara

Medcom • 18 November 2021 19:06
Washington: Hakim federal Amerika Serikat (AS), Royce Lamberth disebut menghukum perusuh US Capitol (Gedung Kongres AS), Jacob Chansley pada Rabu, 17 November 2021. Dia divonis 41 bulan penjara, karena berperan dalam serangan bersama pengikut mantan Presiden AS, Donald Trump pada 6 Januari lalu.
 
Dilansir dari The Straits Times, Kamis, 18 November 2021, jaksa telah meminta Lamberth untuk menjatuhkan hukuman lebih lama, 51 bulan terhadap perusuh yang juga dikenal sebagai “QAnon Shaman” tersebut.
 
Pada September, Chansley mengaku bersalah karena menghalangi proses resmi, saat ia dan ribuan orang lainnya menyerbu gedung guna mencoba menghentikan Kongres dari sertifikasi pemilihan Presiden AS, Joe Biden. 

Hukuman oleh Lamberth tersebut dinilai cocok, seperti penjatuhan hukuman pada mantan seniman bela diri campuran yang difilmkan meninju seorang petugas polisi selama kekerasan, yaitu hukuman 41 bulan penjara. Keduanya menjadi hukuman terberat dari sekitar 675 penuntutan kerusuhan.
 
Lamberth mengatakan, ia yakin perusuh berusia 34 tahun tersebut telah melakukan banyak hal untuk meyakinkan pengadilan, ia “di jalur yang benar.”
 
Pengacara Chansley meminta hakim terkait hukuman waktu yang diberikan untuk kliennya. Chansley diketahui telah ditahan sejak penangkapannya pada Januari. Ia muncul di pengadilan dalam jumpsuit penjara hijau tua, dengan janggut dan kepala dicukur.
 
“Bagian tersulit dari ini adalah saya tahu saya yang harus disalahkan,” kata Chansley, dalam sebuah pernyataan panjang sebelum ia dijatuhi hukuman, menggambarkan masa kecil yang sulit dan mengatakan, ia telah bertanggung jawab atas perilakunya.
 
“Saya pikir saya akan mendapatkan 20 tahun kurungan isolasi,” ujarnya.
 
“Trauma ini telah melakukan sesuatu pada saya. Saya memiliki rambut putih untuk membuktikannya, di dada saya di lengan saya.  Saya seharusnya tidak memiliki rambut putih, Yang Mulia (hakim),” imbuhnya.
 
Selama dalam tahanan, petugas penjara mendiagnosis Chansley mengidap skizofrenia sementara, gangguan bipolar, depresi, dan kecemasan. Saat Chansley memasukkan pengakuan bersalahnya, ia mengatakan kecewa karena Trump tidak memaafkannya.
 
Trump dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS dan dibebaskan oleh Senat atas tuduhan menghasut kerusuhan 6 Januari. Trump melakukan pidato yang berapi-api, mendahuluinya dimana Trump mengatakan kepada para pengikutnya untuk “berjuang seperti neraka.”
 
Sebanyak empat orang dilaporkan tewas dalam kekerasan tersebut. Seorang petugas kepolisian US Capitol yang telah diserang oleh pengunjuk rasa dinyatakan meninggal dunia, sehari setelah kerusuhan. Selain itu, empat polisi yang mengambil bagian dalam pertahanan US Capitol disebut bunuh diri. Sekitar 140 petugas polisi lain terluka.
 
Sejauh ini, sebagian besar pengakuan bersalah dalam penuntutan 6 Januari adalah dalam berbagai kasus yang melibatkan pelanggaran ringan tanpa kekerasan. Namun, pengacara pemerintah mencari hukuman penjara untuk beberapa terdakwa yang menghadapi tuduhan kejahatan yang lebih serius. (Nadia Ayu Soraya)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan