Seorang pria memeriksa sebuah tank Rusia yang rusak di dekat desa Oskol, Kharkiv, Ukraina. (Anatolii Stepanov/AFP / Getty)
Seorang pria memeriksa sebuah tank Rusia yang rusak di dekat desa Oskol, Kharkiv, Ukraina. (Anatolii Stepanov/AFP / Getty)

Perang di Ukraina Tak Kunjung Usai, Inggris: Rusia Sudah Lelah

Medcom • 12 Oktober 2022 12:05
Georgia: Kepala mata-mata utama Inggris mengatakan bahwa Rusia sedang berada dalam situasi putus asa di Ukraina. Menurut Inggris, saat ini militer Rusia merasa kelelahan dalam menjalankan invasi yang sudah memasuki bulan kedelapan.
 
"Biaya yang ditanggung Rusia, dalam hal sumber daya manusia dan peralatan, sangat mengejutkan. Kami tahu, dan komandan Rusia di lapangan juga tahu, bahwa persediaan dan amunisi mereka sudah hampir habis," ujar Jeremy Fleming, pejabat tinggi intelijen Inggris, yang berbicara di Royal United Services Institute (RUSI), sebuah wadah pemikir di London.
 
Tidak hanya itu, Fleming mengeklaim bahwa keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memobilisasi ratusan ribu pemuda tambahan ke Ukraina, serta penggunaan tahanan untuk berperang di garis depan, dapat dipandang sebagai indikasi keputusasaan Moskow.

Mobilisasi parsial yang diperintahkan Putin telah aksi protes besar. Banyak warga Rusia enggan berperang di Ukraina, dan mereka pun memilih melarikan diri dengan melintasi perbatasan dari Finlandia menuju Georgia dan Mongolia.
 
Fleming, direktur Kantor Pusat Komunikasi Pemerintah Inggris, mengatakan bahwa penduduk Rusia sekarang menyadari bagaimana Putin telah "salah menilai" peperangan di Ukraina. Mereka juga disebut telah merasakan betapa mengerikannya korban manusia dari perang yang dijalankan Putin.
 
"Berkat tindakan berani Ukraina di medan perang dan di dunia maya, negara itu berhasil membalikkan keadaan dalam melawan pasukan brutal Kremlin," ujar Fleming kepada RUSI, seperti dikutip dari laman Yahoo News pada Rabu, 12 Oktober 2022.
 
Berbicara dalam acara Radio 4 BBC satu hari sebelumnya, Fleming memperingatkan bahwa tentara Putin masih mampu menyebabkan kerusakan walau sudah kelelahan. Pernyataan ini muncul setelah militer Rusia meluncurkan rentetan serangan rudal ke kota-kota besar di seluruh Ukraina, termasuk Kyiv. Banyak dari serangan itu menghantam sasaran sipil.
 
Otoritas uKraina melaporkan ada setidaknya 19 orang tewas dalam rentetan serangan rudal Rusia. Serangan itu disebut-sebut sebagai yang terbesar sejak invasi dimulai pada Februari lalu.
 
Sementara itu menurut CNN, setidaknya empat ledakan terdengar di Kyiv pada Senin pagi selama jam sibuk. Para pejabat Kyiv mengecam keras serangan itu, yang sebagiannya menghantam infrastruktur sipil, termasuk taman bermain anak-anak dan tempat wisata.
 
Rentetan serangan itu terjadi beberapa hari setelah Jembatan Selat Kerch di Krimea, wilayah Ukraina yang diduduki Rusia, diserang. Beberapa bagian dari jembatan tersebut rusak, dan Putin pun melabeli serangan itu sebagai aksi "terorisme." (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
 
Baca:  G7 Salahkan Putin atas Rentetan Serangan Rudal Rusia di Ukraina
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan