Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto dan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu di Budapest. Foto: EPA
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto dan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu di Budapest. Foto: EPA

Menlu Hongaria: Sebut Pembakaran Al-Qur’an sebagai Kebebasan Berbicara adalah Kebodohan

Fajar Nugraha • 02 Februari 2023 09:02
Budapest: Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto menegaskan adalah kebodohan menyebut pembakaran Al-Qur’an sebagai bentuk kebebasan berpendapat. Szijjarto menegaskan bahwa Swedia harus berupaya memenangkan dukungan Turki.
 
Swedia dan Finlandia saat ini mencoba menjadi anggota Pakta Pertahanan Antlantik Utara (NATO). Turki dan Hongaria tetap menjadi satu-satunya negara di 30 negara NATO yang gagal meratifikasi permintaan mereka.
 
Turki marah luar biasa ketika tokoh aktivis Swedia melakukan pembakaran Al-Qur’an di depan gedung Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan langsung menegaskan tidak akan memberikan dukungan kepada Swedia.

Ketika Menlu Szijjarto bertemu dengan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu di Budapest, mereka mengecam tindakan Swedia yang tidak melakukan apa-apa atas pembakaran itu.
 
“Membakar kitab suci dari agama lain tidak dapat diterima,” ujar Szijjarto, seperti dikutip TRT, Kamis 2 Februari 2023.
 
“Mengatakan tindakan itu berada di bawah perlindungan kebebasan berbicara adalah kebodohan,” tambah Szijjarto.
 
"Jika suatu negara ingin bergabung dengan NATO dan berusaha untuk memenangkan dukungan Turki, maka mungkin harus bersikap sedikit lebih hati-hati," katanya.
 
Anggota baru aliansi NATO memerlukan persetujuan dari 30 negara anggota.
 
Turki telah menolak untuk meratifikasi tawaran keanggotaan NATO kedua negara, terutama karena penolakan Swedia untuk mengekstradisi puluhan tersangka yang dikaitkan Ankara dengan pejuang Kurdi yang dilarang dan upaya kudeta 2016 yang gagal.
 
Swedia memiliki diaspora Kurdi yang lebih besar daripada Finlandia dan perselisihan yang lebih serius dengan Ankara.
 
Turki juga bereaksi dengan marah terhadap keputusan jaksa Swedia untuk tidak mengajukan tuntutan terhadap kelompok pro-Kurdi yang menggantungkan patung Presiden Erdogan di pergelangan kakinya di luar Pengadilan Kota Stockholm.
 
Ankara pekan lalu menangguhkan pembicaraan aksesi Swedia dan Finlandia.
 
Oposisi Hungaria, sementara itu, menuduh partai berkuasa Perdana Menteri Viktor Orban Fidesz berlarut-larut dalam pemungutan suara ratifikasi.
 
Orban, sekutu dekat Erdogan, juga telah merencanakan garis netral yang ambigu pada perang Ukraina, menawarkan Kyiv hanya dukungan suam-suam kuku.
 
Szijjarto mengatakan pada Selasa bahwa legislatif Hungaria akan memutuskan bulan depan menyetujui kedua tawaran NATO.
 
"Kami memiliki pendirian yang jelas. Kami mendukung perluasan NATO," ujarnya.
 
Swedia dan Finlandia membatalkan puluhan tahun non-blok militer dengan tawaran untuk bergabung dengan NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.
 

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan