Dilansir The Straits Times, Rabu, 24 November 2021, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat 386.233 kematian akibat Covid-19 sejak awal 2021 hingga kini. Angkanya lebih tinggi dibandingkan 385.343 sepanjang 2020.
Angka terakhir tahun ini akan lebih tinggi dibanding 2020 bukan hanya karena ada satu bulan tersisa, namun juga diakibatkan lembaga-lembaga daerah yang membutuhkan waktu dalam melaporkan data kematian ke CDC.
Secara umum, Covid-19 menyumbang sekitar 13 persen dari total kematian di AS tahun ini. Pada 2020, angkanya mencapai 11 persen.
Para ahli mengatakan angka kematian Covid-19 yang lebih tinggi ini diakibatkan beragam hal, terutama laju vaksinasi serta relaksasi protokol kesehatan seperti pemakaian masker dan menjaga jarak sosial. Kemunculan varian Delta juga menjadi faktor pendorong lainnya.
Pada intinya, para ahli kesehatan di AS menilai ada banyak masyarakat yang berperilaku seolah-olah Covid-19 sudah berstatus endemi. Menurut mereka, saat ini AS masih berada dalam fase transisi dari pandemi menuju endemi.
Karena perilaku sebagian masyarakat AS ini, para ahli menyebut penyebaran Covid-19 masih terjadi di tengah masyarakat meski angkanya lebih rendah dari tahun lalu. Penyebaran ini terkadang memicu lonjakan dan juga penurunan kasus harian, namun yang jelas terus terjadi di AS.
Menurut data Pemerintah AS, hanya 59 persen dari total populasi yang sudah sepenuhnya divaksinasi. Angkanya menjadi yang terendah dari jajaran negara industri besar yang tergabung dalam G7.
Baca: AS Izinkan Suntikan Vaksin Booster Pfizer dan Modern
"Situasi saat ini sangat disayangkan, di mana cakupan vaksin tidak terlalu tinggi, dan di sebagian besar tempat, perilaku masyarakat yang merasa kehidupa sudah berjalan normal menempatkan banyak orang dalam risiko terinfeksi virus," kata ahli kesehatan masyarakat, peneliti sekaligus sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, Jennifer Nuzzo.
"Jika Anda semua tidak mengambil perlindungan apa pun, kalian berisiko membawa virus yang mampu bergerak cepat, yang sayangnya hanya akan menambah gejala serius dan kematian," lanjut dia. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News