Peraturan baru ini disampaikan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte. Ia mengatakan bahwa putri Belanda, Catharina-Amalia Beatrix Carmen Victoria yang berusia 17 tahun, dapat menikahi seseorang dari jenis kelamin apapun tanpa takut melepaskan mahkota.
Ini merupakan terobosan dalam tradisi keluarga-keluarga kerajaan di seluruh dunia. "Kabinet tidak melihat bahwa pewaris takhta atau raja harus melepaskan mahkota jika ingin menikahi pasangan sesama jenis," ujar Rutte dalam surat kepada parlemen.
Dilansir dari laman Washington Post, Rabu, 13 Oktober 2021, ia mengatakan, posisi itu berlaku untuk semua ahli waris tahta, bukan hanya Putri Amalia.
Partainya sendiri telah meminta Rutte untuk mengklarifikasi sikap pemerintah setelah muncul pertanyaan mengenai suksesi kerajaan dan pernikahan sesama jenis.
Menyembunyikan Orientasi Seksual
Sedikit yang diketahui mengenai kehidupan pribasi sang putri, yang berada di urutan berikutnya sebagai pewaris takhta. Sebelumnya, beberapa bangsawan Belanda meninggalkan posisi mereka di garis suksesi untuk menikahi seseorang 'tanpa persetujuan parlemen.'"Mari kita menyeberangi 'jembatan' itu," tutur Rutte.
Selama bertahun-tahun, di tempat lain, ahli waris kerajaan telah menyembunyikan orientasi seksual mereka. Beberapa keluar dari pewaris takhta tanpa persetujuan, sementara yang lain membawa rahasia mereka hingga meninggal.
Dutchess Spanyol, Luisa Isabel Alvarez de Toledo, menikahi seorang perempuan yang lebih muda jelang kematiannya pada 2008. Ia mencantumkan nama pasangan barunya di surat wasiat dan memotong warisan anak-anaknya.
Baca: Rakyat Swiss Pilih Mendukung Pernikahan Sesama Jenis
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News