Serangan udara AS menghantam sejumlah posisi grup milisi Kata'ib Hezbollah dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada. Kedua grup tersebut dituding sering menyerang personel AS dengan menggunakan kendaraan terbang tanpa awak (UAV).
Dari sejumlah fasilitas yang dihantam AS di Irak dan Suriah tadi malam, dua di antaranya adalah gudang senjata.
"Lewat serangan udara malam ini, Presiden Biden telah memperlihatkan ketegasan sikapnya dalam melindungi personel AS," tutur Kirby, dilansir dari laman UPI.
"Karena grup-grup milisi yang didukung Iran terus menyerang sejumlah kepentingan AS di Irak, presiden telah mengarahkan aksi militer untuk mencegah serangan semacam itu," sambungnya.
Kirby mengatakan serangan udara AS di Irak dan Suriah merupakan tindakan tepat dan diperlukan. Serangan semacam itu disebutnya sebagai langkah "jelas dan tegas dalam mengirim pesan" kepada pihak penyerang.
Ini merupakan kali kedua pemerintahan Biden memerintahkan aksi militer terhadap grup-grup yang didukung Iran di Suriah. Pada 25 Februari lalu, Biden memerintahkan serangan udara terhadap sejumlah fasilitas milik Kata'ib Hezbollah dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi menilai serangan udara terbaru AS sebagai sesuatu yang "proporsial," sesuai dengan ancaman serius dan nyata terhadap kepentingan Washington.
"Melindungi para pahlawan militer yang melindungi kebebasan kita adalah prioritas sakral," ungkap Pelosi.
"Milisi-milisi yang didukung Iran menggunakan sejumlah fasilitas (di Irak dan Suriah) untuk menyerang personel militer AS dan juga sekutu kami," sambungnya.
Kongres AS, lanjut Pelosi, akan menanti notifikasi formal dari Pentagon mengenai serangan udara terbaru di Irak dan Suriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News