Sejumlah ikan lumba-lumba berenang di perairan La Ciotat, Prancis, 23 Juni 2020. (Christophe SIMON / AFP)
Sejumlah ikan lumba-lumba berenang di perairan La Ciotat, Prancis, 23 Juni 2020. (Christophe SIMON / AFP)

Lebih dari 1.400 Lumba-Lumba Dibantai dalam Perburuan di Kepulauan Faroe

Marcheilla Ariesta • 15 September 2021 16:16
Faroe: Pemerintah Kepulauan Faroe menghadapi gelombang protes atas terjadinya peristiwa pembantaian lebih dari 1.400 ekor ikan lumba-lumba. Peristiwa ini dianggap sebagai pembantaian terbesar terhadap lumba-lumba di Kepulauan Faroe, wilayah otonom Denmark.
 
Biasanya, tradisi berburu di Kepulauan Faroe adalah terhadap ikan paus pilot. Namun tahun ini, hewan yang diburu adalah lumba-lumba jenis white-sided dolphin.
 
"Tidak diragukan lagi bahwa perburuan lumba-lumba di Faroe adalah pemandangan dramatis bagi mereka yang tidak terbiasa dengan aktivitas perburuan dan pembantaian mamalia," ucap juru bicara pemerintah Faroe, dilansir dari AFP, Rabu, 15 September 2021.
"Tapi perburuan ini sudah dikoordinasikan dengan baik dan sepenuhnya mengikuti aturan," sambungnya membela diri.
 
Secara tradisional, kata jubir tersebut, pulau-pulau di Atlantik Utara berburu paus pilot, bukan lumba-lumba. "Tapi, kami juga biasanya tidak membunuh dalam jumlah besar," tutur seorang jurnalis televisi lokal, Hallur av Rana.
 
'Grindadrap' merupakan praktik di mana para pemburu mengelilingi paus dengan perahu penangkap ikan. Kemudian, mamalia laut ini diarahkan ke teluk untuk didamparkan dan dibunuh.
 
"Kelihatannya cukup ekstrem dan butuh beberapa waktu untuk membunuh mereka semua, tapi biasanya berlangsung lumayan cepat," imbuh av Rana.
 
Foto-foto yang beredar menunjukkan bangkai lumba-lumba di Faroe. Diperkirakan jumlahnya lebih dari 1.000 ekor.
 
Gambar yang beredar tersebut memicu kemarahan di media sosial. Namun, menurut av Rana, meskipun sekitar 53 persen populasi di pulau itu menentang 'pembantaian,' tidak ada rencana untuk menghapus tradisi tersebut. Otoritas Faore bersikeras praktik tersebut merupakan cara berburu yang berkesinambungan,
 
Sea Shepherd, sebuah badan amal yang berkampanye menentang perburuan paus dan lumba-lumba, menggambarkan apa yang terjadi di Faroe sebagai sebuah 'praktik biadab.' Dilaporkan ada sekitar 100 ribu paus pilot berada di sekitar Kepulauan Faroe, dan praktik perburuan tersebut berlangsung terus setiap tahunnya.
 
Baca:  Foto: Lumba-lumba Kembali Bermunculan di Perairan Portugal Selama Pandemi
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(WIL)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif