“Badan intelijen melipatgandakan upaya mereka untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dapat membawa kita lebih dekat ke kesimpulan yang pasti, dan melaporkan kembali kepada saya dalam 90 hari," kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih, seperti dikutip AFP, Kamis 27 Mei 2021.
Menurut Biden, badan intelijen saat ini terpecah atas dua kemungkinan sumber virus yang melanda planet ini selama setahun terakhir dan sudah menewaskan lebih dari 3,4 juta orang. Angka kematian itu yang menurut para ahli tidak diragukan lagi merupakan perkiraan yang terlalu rendah.
Perintah Biden menandakan meningkatnya kontroversi tentang bagaimana virus pertama kali muncul. Entah melalui kontak hewan di pasar di Wuhan, Tiongkok, atau melalui pelepasan virus korona dari laboratorium penelitian yang sangat aman di kota yang sama.
Jawabannya memiliki implikasi yang sangat besar baik untuk Tiongkok, yang mengatakan tidak bertanggung jawab atas pandemi. Implikasinya juga besar bagi AS.
Adam Schiff, Ketua Komite Intelijen DPR AS, meminta Negeri Tirai Bambu untuk segera mengaku dan untuk menghindari "kesimpulan prematur atau bermotif politik".
"Hambatan Beijing terhadap pemeriksaan yang transparan dan komprehensif terhadap fakta dan data yang relevan tentang sumber virus korona hanya dapat menunda pekerjaan penting yang diperlukan untuk membantu dunia mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum potensi pandemi berikutnya," kata Schiff.
"Meskipun demikian, saya yakin bahwa (komunitas intelijen) dan elemen lain dari pemerintah kami akan terus mengejar semua kemungkinan petunjuk dan memberikan temuan terbaru berbasis bukti yang sejalan dengan persyaratan 90 hari dari Presiden," katanya.
Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) sebelumnya mendanai penelitian virus korona kelelawar di Wuhan, tetapi membantah mendukung eksperimen "peningkatan fungsi" yang melibatkan modifikasi virus sehingga menjadi lebih mudah menular ke manusia.
Hibah tersebut diakhiri tahun lalu oleh pemerintahan mantan presiden Donald Trump. Teori laboratorium telah digunakan oleh oposisi Partai Republik untuk menyerang ilmuwan AS, termasuk Anthony Fauci dari NIH, dan Beijing, yang membantah keras klaim tersebut.
Biden mengatakan bahwa pada Maret dia meminta laporan tentang asal-usul virus, termasuk "apakah itu muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kecelakaan laboratorium."
"Sampai hari ini, komunitas intelijen AS telah 'bersatu di sekitar dua skenario yang mungkin' tetapi belum mencapai kesimpulan pasti tentang pertanyaan ini," ucapnya.
Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa Biden telah diberitahu oleh komunitas intelijen tentang penilaian mereka sekitar sebulan yang lalu. Tetapi itu adalah informasi rahasia sampai sekarang.
Ditanya tentang posisi pemerintah tentang apakah virus itu sengaja direkayasa untuk menjadi senjata biologis, dia berkata: "Kami belum mengesampingkan apa pun."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News